Galih Priatmojo
Rabu, 22 September 2021 | 15:17 WIB
Mary Jane peringati Hari Kartini di LP Kelas IIA Yogyakarta, (21/4). (Antara/Yeyen)

SuaraJogja.id - Di sini hari demi hari kulalui dengan rasa sakit yang kualami
Dimana ketenangan hatiku, kedamaian jiwaku
Suka cita yang selalu memenuhi hidupku

Lenyap..lenyap sudah semuanya
Saat jeruji besi merenggutku aaa
Namun, sepucuk harapan mulai tumbuh
Saatku mengenal Dirimu

Ketenangan damai Kembali aku rasakan
Kau adalah sahabat dan Guruku uuu
Karenamu aku mengerti arti kehidupan
Jeruji besi ujian hidupku

Sepucuk harapan hatiku suatu hari nanti
Kebebasan membawaku kembali
Dari jeruji besi Ini menyambut masa depan
Sepucuk harapan untuk asaku

Penggalan lirik nyanyian pilu itu menggema dari dalam gereja yang ada di dalam kompleks Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta. Nyanyian pilu itu tengah dikumandangkan kelompok akustik yang terdiri dari lima orang warga binaan LPP Kelas II B Wonosari sebagai pengobat duka. 

Salah satunya adalah Mary Jane Fiesta Veloso (36) terpidana mati kasus narkotika jenis heroin. Wanita berkewarganegaraan Filipina ini ternyata adalah sosok yang menciptakan lagu berjudul 'Sepucuk Harapan' tersebut. Hari itu, Mary Jane bernyanyi sambil memainkan piano.

Bermain akustik adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Mary Jane untuk mengisi waktunya selama di dalam penjara. Rasa rindunya terhadap dua orang anaknya menjadi penyemangat dirinya melewati 11 tahun 6 bulan dari balik jeruji besi. Asa ingin bebas masih tertancap kuat di dalam benaknya meskipun vonis yang ia sandang adalah hukuman mati.

Foto anak pertamanya Max Mac yang kini berusia 18 tahun dan Darrent yang dulu ia tinggal masih setahun kini sudah genap 13 tahun selalu ada di dekat jantungnya. Kalung berisi foto dua orang anaknya selalu ia kenakan kemanapun pergi.

Mary Jane saat ditemui di Lapas Perempuan Kelas II Yogyakarta. [Kontributor / Julianto]

Saat ditemui tim SuaraJogja.id di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang terletak di Wonosari, Mary Jane mengaku ingin segera pulang menemui kedua buah hatinya tersebut. Secercah harapan itu muncul ketika mendengar kabar orang yang menjebaknya dan menjadi aktor utama dalam peredaran narkotika telah divonis bersalah oleh Pengadilan di Filipina. 

Baca Juga: Heboh Gerombolan Ikan Teri Serbu Pantai Selatan Yogyakarta, Ada Apa?

"Saya ingin pulang. Agar bisa kumpul lagi dengan anak-anak saya,"ujar Mary Jane, Selasa (21/9/2021).

5 tahun di dalam penjara, Mary Jane mengungkapkan baru bisa menerima kenyataan hidupnya yang harus terbelenggu akibat kejahatan yang ia klaim tidak pernah dilakukannya. Ia hanya dijebak oleh orang yang tidak dikenalnya kala akan berangkat bekerja ke Negeri Jiran Malaysia menjadi Asisten Rumah Tangga (ART).

Sebuah pelajaran berharga ia dapatkan dari pengalaman pahit hidupnya yang berakhir di dalam penjara menunggu kepastian hukuman mati yang akan diterimanya. Pelajaran tersebut adalah tidak boleh cepat percaya dengan orang lain meskipun orang dekat.

"Jangan cepat percaya dengan teman, teman dekat ataupun saudara jauh. Karena ini yang saya dapat. Saya dipenjara,"ujar Mary Jane.

Tiga kali pindah Lapas, Mary Jane mengungkapkan tak mengalami kesulitan. Ia justru mengaku serasa mendapat keluarga baru. Di awal ia menghuni sel tahanan, jiwanya memang sangat labil bahkan sering berusaha mengakhiri hidupnya. Seringkali ketika emosinya tercabik akibat dituduh atas kesalahan yang tidak ia lakukan, wanita ini membentur-benturkan kepalanya ke tembok.

Namun, belakangan ini, keimanannya kian bertambah sehingga selama tiga hari berturut-turut ia selalu menjalankan Puasa Ester. Puasa Ester sendiri bagi Umat Katolik merupakan puasa dari fajar sampai senja pada malam sebagai upaya bermunajat. 

Load More