Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 22 September 2021 | 19:20 WIB
Suasana sidang putusan terdakwa Supriyanto terkait perkara ijazah palsu di Pengadilan Negeri (PN) Sleman, Rabu (22/9/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pengadilan Negeri (PN) Sleman akhirnya memberikan putusan bebas murni kepada Supriyanto terkait dakwaan mengenai perkara ijazah palsu pada 2016 lalu. Hal itu diberikan setelah Majelis Hakim menilai terdakwa dalam hal ini Supriyanto tidak terbukti bersalah.

Sidang putusan itu sendiri berlangsung pada Rabu (22/9/2021) siang di PN Sleman. Dengan dipimpin majelis hakim Adhi Satrija Nugroho, Suparna dan Octafiatri Kusumaningsih. 

Dalam amar putusannya untuk perkara pidana No.288/Pid.B/2021/PN.Smn, Hakim Ketua, Adhi Satrija Nugroho menyatakan terdakwa Supriyanto tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana disebutkan dalam dakwaan dan surat tuntutan.

Kuasa Hukum terdakwa Supriyanto, Odie Hudiyanto menuturkan bahwa dalam hal ini hakim bisa melihat fakta-fakta persidangan. Sehingga bisa dengan tegas menyatakan semua dakwaan, tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) itu memang tidak terbukti.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, RS di Sleman Mulai Efisiensi Nakes dan Kurangi Tempat Tidur

“Diputuskan tidak bersalah. Hari ini juga Supriyanto segera bertemu kembali dengan istri dan ketiga anaknya,” kata Odie saat ditemui awak media usai sidang.

Ia menegaskan bahwa vonis yang dijatuhkan ke Supriyanto adalah bebas murni. Dalam artian, segala tuduhan tidak terbukti sama sekali. 

"Sebelum Jaksa menyatakan sikap untuk kasasi. Kami akan berkirim surat ke Jaksa Agung, tolong peringatkan Kejaksaan Sleman untuk tidak melakukan upaya kasasi karena ini menyangkut keadilan rakyat kecil. Ini bebas murni bukan karena gantungan," tuturnya. 

Odie menyebut sebenarnya perkara ini tidak perlu sampai pada pengadilan. Tetapi hanya cukup diselesaikan di tingkat Polsek saja. Menurutnya hal ini adalah buah keteledoran dari dari Polsek Mlati

“Kalau di Polsek Mlati itu mereka melakukan konfrontasi antara saksi dengan saksi atau saksi dengan terdakwa. Ini adalah buah dari keteledoran, kecerobohan dari Polsek Mlati dan diamini oleh Jaksa Penuntut Umum,” terangnya.

Baca Juga: Bersiap Hadapi Gelombang Ke-3 Covid-19, Dinkes Sleman Minta Masyarakat Tak Kendor Prokes

Dalam hal ini Odie pun memberikan apresiasi kepada Majelis Hakim yang telah menyelamatkan Supriyanto dari proses hukum sesat khususnya di tingkat kepolisian dan kejaksaan. Sehingga Supriyanto tidak menjadi Sengkon dan Karta di era milenial sekarang ini. 

Load More