Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 02 Oktober 2021 | 11:51 WIB
Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, [Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi)]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat masih ada puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, aktivitas tersebut tercatat tepatnya pada periode 24-30 September 2021.

Tercatat dalam minggu ini sama sekali tidak ada luncuran awan panas. Intensitas guguran lava dari puncak Merapi pun kian menurun.

"Guguran lava teramati sebanyak 67 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/10/2021).

Baca Juga: BPPTKG Yogyakarta: Tinggi Kubah Lava Barat Daya Gunung Merapi Tambah 1 Meter

Disampaikan Hanik, dalam seminggu ini teramati penambahan ketinggian kubah lava barat daya sekitar lebih kurang 1 meter. Dengan volume dua kubah lava juga terus bertumbuh.

Hingga saat ini kubah lava barat daya sudah sebesar 1.630.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.854.000 meter kubik.

Lebih lanjut terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini juga tidak menunjukkan perubahan yang terlalu signifikan.

"Namun dari segi intensitas aktivitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," ucapnya.

Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.

Baca Juga: Viral Kisah Kegagalan Evakuasi Mbah Maridjan saat Gunung Merapi Meletus: Menanggung Sumpah

"Tidak dilaporkan juga terjadi lahar hujan maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," imbuhnya.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Selain itu masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More