SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman tercatat memiliki total 54.253 kasus Covid-19 dengan kasus aktif 396 terhitung sampai 30 September 2021. Selain itu, ada 250 pasen di Rumah Sakit, tiga pasien di isolasi terpadu (isoter) dan 143 pasien isolasi mandiri. Termasuk juga ada lima kasus sembuh.
Selain itu, di tanggal yang sama, bila mengutip data dalam laman corona.slemankab.go.id, terlihat sebaran kasus Covid-19 di tiap kapanewon punya angka pertambahan yang minim. Misalnya saja ada enam kasus baru di kapanewon Turi, hanya ada tiga kasus baru di Tempel, Depok, Ngemplak, Ngaglik. Penambahan dua kasus baru Covid-19 ada di kapanewon Godean, Gamping dan satu kasus baru di Moyudan.
Di delapan kapanewon lainnya, seperti Berbah, Prambanan, Kalasan, Sleman, Minggir, Seyegan, Pakem, Cangkringan tercatat nol (0) kasus Covid-19 baru.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama berharap, penurunan jumlah kasus ini bisa terus berlanjut. Seiring dengan adanya efisiensi di beberapa segmen penanganan Covid-19, hingga kemudian Kabupaten Sleman bisa turun ke level 2. Bukan hanya penurunan kasus, melainkan juga menurunnya kematian dan meningkatnya capaian vaksinasi.
Kendati sudah ada sejumlah tren positif penanganan Covid-19, Cahya tetap meminta masyarakat berhati-hati dengan adanya perkiraan munculnya gelombang ke-3 Covid-19.
"Seperti gelombang ke-2, [munculnya gelombang ke-3] sangat tergantung dengan penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat, kelonggaran yang diberikan pemerintah dan aturan kebijakan yang menaungi. Karena kalau [masyarakat] dilepas tanpa reward, punishment itu akan muncul lagi. Saya yakin akan muncul lagi," kata dia, Jumat (1/10/2021).
Untuk itu, maka Pemerintah Kabupaten Sleman masih terus membahas Raperda Pencegahan Penyakit Menular, agar bila ada pelanggaran penerapan protokol kesehatan maka ada sanksi.
Menurut Cahya, hal inilah yang akan menyelamatkan, karena ada payung hukum, Perda dan pengawas penerapan Perda.
Seperti halnya vaksin, yang saat ini menjadi syarat wajib masyarakat Indonesia untuk bisa beraktivitas di banyak tempat. Tentunya dengan menunjukkan bukti sudah vaksin, yang kemudian membuat masyarakat selanjutnya ikut divaksin. Berkaca dari sana, penerapan prokes juga perlu mengakomodasi teknik yang sama.
Baca Juga: Ada 193 Tempat Tidur, RS di Indramayu Tinggal Rawat 1 Pasien Akibat Covid-19
Cahya menjelaskan lebih lanjut, walaupun sudah ada langkah mengefektifkan dan mengefisiensi tempat tidur di rumah sakit, pihaknya masih berhati-hati dan melihat situasi kondisi Covid-19 di Sleman.
"Sarana prasarana di isoter dan RS dibiarkan dulu. Demikian juga sekat-sekat yang ada di rumah sakit tidak dirobohkan dulu. Sehingga kalau ada lonjakan, bisa langsung ditangani. Meskipun sekarang dipakai untuk umum," kata dia.
Tren kasus di Sleman juga akan terus dikaji, terlebih sudah berkurangnya pasien di RS darurat secara signifikan, yang jumlahnya kini bisa dihitung dengan jari saja. Sehingga sumber daya manusia yang selama ini berada di isoter maupun RS dan RS darurat bisa dialihkan ke POAC vaksin maupun kegiatan imunisasi di lapangan.
Turunkan Angka Kematian, Vaksinasi Lansia Terus Dikebut
Untuk bisa bersiap menghadapi prediksi munculnya gelombang ke-3 Covid-19 maupun langkah mengejar penurunan level PPKM, Pemerintah Kabupaten Sleman terus mengejar imunisasi kepada masyarakat.
Terhitung capaian imunisasi di Kabupaten Sleman sudah sebesar 74,8% dengan total sasaran 697.139 untuk vaksin Covid-19 dosis pertama. Untuk dosis ke-2 mencapai 39,9% atau 350.825 orang. Kemudian, capaian penyuntikan vaksin booster bagi tenaga kesehatan atau dosis ke-3 yaitu sebanyak 89,36% atau 11.029 orang.
Berita Terkait
-
Ada 193 Tempat Tidur, RS di Indramayu Tinggal Rawat 1 Pasien Akibat Covid-19
-
Tambah 151 Pasien, Akumulasi Positif COVID-19 di Jakarta Capai 857.916 Orang
-
Update COVID-19 Jakarta 1 Oktober: Positif 151, Sembuh 174, Meninggal 5
-
Kasus Covid-19 di DIY Turun Drastis, Tiga Tempat Isoter Ditutup
-
Update: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 1.624 Orang, Meninggal 87 Jiwa
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Eks Parkir ABA di Jogja Disulap Jadi RTH, Ini Target & Kapasitas Parkir Pengganti
-
Seleb TikTok Gunungkidul Diduga Tipu Puluhan Juta, Bisnis Celana Boxer Berujung Penjara?
-
Revisi KUHAP: Dosen UGM Ungkap Potensi Konflik Akibat Pembatasan Akses Advokat
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak