SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menyatakan hingga saat ini baru ada 15 destinasi wisata di wilayahnya yang mengantongi sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environtment Sustainability) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Padahal total destinasi dan desa wisata di Bumi Sembada ada sebanyak 125 tempat.
"Kalau saat ini destinasi wisata yang sudah CHSE itu per data tanggal 4 Oktober 2021 ada 15 tempat. Kalau total destinasi dan desa wisata di Bumi Sembada ada sebanyak 125 tempat," kata Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono saat dihubungi awak media, Senin (4/10/2021).
Dari 15 destinasi wisata yang sudah mengantongi sertifikat CHSE, satu di antaranya merupakan Desa Wisata Grogol. Sedangkan untuk destinasi dan desa wisata yang lain saat ini sedang dalam proses pendaftaran.
Pria yang akrab disapa Pram tersebut menuturkan bahwa saat ini pihaknya telah mengusulkan kembali sejumlah destinasi wisata yang ada untuk bisa melaksanakan uji coba pembukaan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Jumlah Kunjungan Wisatawan Sleman Melonjak, Dispar: Lebih Banyak yang Ditolak
Ditanya lebih lanjut destinasi mana yang diusulkan tersebut, Pram masih enggan untuk membeberkan lebih jauh. Ia memilih menunggu keputusan dari Dinas Pariwisata DIY yang akan segera diketahui dalam waktu dekat ini.
"Kita sudah usulkan lewat Dispar DIY. Nanti kalau disetujui baru dikasih tahu. Udah sejak beberapa hari kemarin, untuk koordinasi terus dengan DIY," tuturnya.
Pram memastikan bahwa pengusulan destinasi wisata itu tetap memperhatikan syarat-syarat yang telah ditetapkan pemerintah. Di antaranya yang utama adalah sudah mengantongi sertifikat CHSE dan didukung oleh penerapan aplikasi PeduliLindungi.
"Dan kita juga tetap usulkan yang outdoor yang bukan wisata air dan sebagainya," ujarnya.
Menurutnya tidak ada kendala yang cukup berarti bagi para pengelola destinasi wisata untuk mendaftar tempatnya untuk mendapat sertifikat CHSE. Sebab saat ini hanya tinggal menunggu verifikasi saja dari lembaga yang bersangkutan.
Baca Juga: Geruduk Bandung, Sleman Fans Bakar Flare di Sidolig
"Kalau CHSE, tinggal menunggu verifikasi dari lembaga yang ditugasi oleh kemenparekraf, di antaranya Sucofindo. Kalau yang barcode terkait PeduliLindungi itu mendaftarnya melalui asosiasi. Untuk hotel dan restoran lewat PHRI, taman wisata melalui Putri dan sebagainya," paparnya.
Ditambahkan Pram, kondisi lebih baik sudah ditunjukkan untuk sektor usaha jasa pariwisata atau yang berada di luar kategori destinasi dan desa wisata. Setidaknya sudah ada tempat makan atau restoran dan hotel yang lebih banyak mengantongi sertifikat CHSE.
"Untuk yang usaha jasa pariwisata seperti rumah makan, hotel dan sebagainnya itu mungkin sudah ada 140 tempat yang mengantongi sertifikat CHSE," terangnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo menuturkan sejumlah syarat juga tetap berlaku untuk pemilihan destinasi wisata baru yang bakal diajukan ke Kemenparekraf nanti.
Syarat utama melakukan uji coba itu, dijelaskan Singgih yakni terkait dengan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, dan Enviromental Sustainability (CHSE) terlebih dulu. Dengan sertifikat CHSE itu untuk memastikan bahwa sarana dan prasarana hingga SDM pun sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah
"Syaratnya tetap harus sudah mengantongi CHSE, bersifat outdoor dan non-air, kemudian juga syarat (pengelola) sudah vaksin. Nah kemudian pernak-perniknya, ada sinyal, dan lain-lain," ucap Singgih.
Diketahui hingga saat ini baru ada tujuh destinasi wisata yang telah diperbolehkan untuk uji coba pembukaan. Di antaranya adalah Kebun Binatang Gembira Loka, Tebing Breksi Prambanan, Kawasan Candi Boko, Hutan Pinus Mangunan, Hutan Pinus Pengger Bantul, Seribu Batu Bantul dan Merapi Park Sleman.
Berita Terkait
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Tantangan Terbuka Hokky Caraka untuk Wataru Endo: Saya Ingin Tahu!
-
Kraton Waterpark, Serunya Bermain Air di Tengah Hiruk Pikuk Kota Sidoarjo
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir Akui PHK Ribuan Karyawan
-
Data Ekonomi China Dorong Rupiah Berotot di Perdagangan Senin Pagi
-
Harga Emas Antam Mulai Naik Lagi, Hari Ini Tembus Rp1.476.000/Gram
-
Marselino Ferdinan Dituduh Biang Kerok Eliano Reijnders Dicoret STY: Kalah Sama Camat...
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Mengurai Nasib Nelayan Gunungkidul: Terjerat Gaya Hidup Hedon hingga Minim Perlindungan
-
Update Pembacokan di Jambusari, Sleman: Satu jadi Tersangka, Polisi Kejar Dua Pelaku Lain
-
5 Alasan Mengapa Yogyakarta Cocok Jadi Destinasi Liburan Favorit di Akhir Tahun
-
UMKM Konsumtif, Program Penghapusan Utang ala Presiden Prabowo Bisa Tak Efektif
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan