SuaraJogja.id - Di sebuah rumah berbahan batu bata ukuran 7 x 7,5 meter nampak seorang lelaki berperawakan kurus dengan baju kumal nampak menggergaji sebatang kayu. Sesekali terlihat memaku batang kayu yang lain dan berusaha memasang dinding triplek.
Namun setelah dilihat dari dekat, sesekali tangan lelaki tersebut meraba-raba ketika hendak melakukan sesuatu. Kedua tangannya mencoba meraba tanah di dekatnya ketika hendak mengambil paku, kayu ataupun triplek yang akan dipasangnya.
Tak berselang lama, seorang wanita parug baya keluar dari ruangan sederhana yang ternyata difungsikan sebagai dapur. Sembari membawa segelas minuman air putih, ia berjalan dengan meraba dinding rumahnya. Kakinya sedikit diseret untuk mengetahui adakah benda di tanah yang bisa membuatnya jatuh.
Mereka berdua adalah pasangan tunanetra asal Pedukuhan Waduk Kalurahan Pengkok Kapanewon Patuk Gunungkidul. Sang suami, Bambang Darmanto lahir 56 tahun yang lalu dalam keadaan normal. Sementara istrinya, Yeni Lanjar, lahir 46 tahun lalu.
Baca Juga: Viral Anggota Satpol PP Gunungkidul Langgar Prokes, Timbulkan Kerumunan Saat Gelar Hajatan
Bambang mulai tidak bisa melihat tahun 2008 yang lalu karena ada perawat sebuah klinik yang salah memberinya obat. Sementara istrinya Yeni mengalami kebutaan dan bola matanya diambil sejak berusia 10 tahun. Kini keduanya hidup berdua menjelang masa tuanya. Kendati sangat terbatas, mereka tak ingin mengantungkan hidupnya dari belas kasihan orang lain.
Di masa mudanya, Bambang bekerja sebagai tukang antar material di sebuah toko bangunan. Suatu ketika di tahun 2008, Bambang mengaku tidak enak badan karena merasa demam. Ia menduga saat itu kecapekan karena tenaganya terkuras untuk angkat material.
"Saya kalau kerja tidak mengenal waktu. Dan waktu itu kecapekan,"ujar dia, Selasa (5/10/2021).
Kala itu, Bambang langsung berusaha berobat di sebuah klinik tak jauh dari kantor Mapolsek Patuk. Namun di klinik bidan tersebut yang ada hanyalah mahasiswa praktek. Ia diperksa oleh mahasiswa praktek tersebut sekaligus diberi obat.
Sesampainya di rumah, ia langsung meminum obat pemberian klinik tersebut. Namun selang beberapa jam kemudian, pandangannya mulai kabur dan ia menduga karena obat. Dan sore harinya ia kembali meminum obat itu lagi, sesaat kemudian pandangannya mulai gelap dan tak bisa melihat lagi.
Baca Juga: Tragis, Pria Ini Meninggal di Kamar Pacarnya Saat Hendak Lamaran
"Anak saya sudah memeriksakan saya ke dokter mata, rumah sakit khusus mata dan rumah sakit umum ternyata tidak bisa sembuh. Katanya syaraf penglihatan saya kena akibat salah obat,"tutur dia.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Hukum Pakai Minyak Kayu Putih Saat Puasa, Batal atau Tidak?
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital