SuaraJogja.id - Kabupaten Bantul menargetkan PPKM bisa turun ke level 2 pada akhir Oktober ini. Saat ini Bantul masih berada di PPKM level 3. Sebab, angka kematian akibat virus corona di Bumi Projotamansari masih sekitar 2,3 kasus per minggunya.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul dr Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mulai melandai. Rata-rata dalam dua minggu terakhir tercatat 30 kasus per hari, bahkan ada yang 15 kasus sehari.
Untuk jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 pun lebih banyak daripada yang meninggal. Dalam satu minggu ini, kasus meninggal akibat Covid-19 hanya satu kasus.
"Seminggu kemarin hanya kasus yang meninggal dibanding minggu lalu ada lima kasus. Minggu terakhir kemarin ada tiga kasus," paparnya, Kamis (7/10/2021).
Menurutnya, penanganan kasus-kasus pasien yang paling banyak akhir-akhir ini adalah yang bergejala ringan dan sedang.
"Untuk yang bergejala berat sudah ditangani di rumah sakit dan angka kematiannya rendah," katanya.
Ia menyebutkan, jika kasus kematian hanya satu setiap minggunya dan bisa bertahan selama satu bulan maka PPKM di Bantul bisa segera turun. Kendati demikian, diakuinya, masih sulit untuk menekan angka kematian 2,3 dalam seminggu.
"Kami tidak mungkin bisa menurunkan jumlah tersebut di bawah itu dalam waktu seminggu. Kecuali meningkatkan banyak testing," terangnya.
Apabila jumlah testing ditingkatkan, sehingga semakin banyak yang diketahui hasil sampelnya. Dengan begitu, otomatis perbandingan untuk angka kematian akan lebih cepat turun.
Baca Juga: Gym Boleh Buka, Aturan Terbaru PPKM Level 3 Jakarta, Berlaku 5-18 Oktober 2021
"Artinya memang harus beriringan untuk mengejar turun level 3 ke 2. Jadi testing terus digencarkan dan angka kematian bisa ditekan," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya telah meminta tenaga kesehatan (nakes) yang ada di puskesmas guna memperbanyak testing. Satu orang yang dinyatakan positif Covid-19, maka ada 15 orang yang wajib dites.
"Kami minta para tracer yg diperbantukan di puskesmas untuk lebih banyak meningkatkan testing dan tracing. Jika ditemukan satu orang yang positif maka 15 orang harus menjalani tracing," katanya.
Namun kendalanya ada masyarakat yang enggan terkena pelacakan kontak maupun test swab. Pasalnya, kasus Covid-19 mulai landai, lalu mereka beranggapan tidak perlu dites.
"Dengan penurunan kasus ini mereka menolak untuk ditesting dan dilacak. Itu yang mempersulit kami. Jika mereka menolak, maka level PPKM di Bantul sulit untuk turun. Butuh partisipasi dari masyarakat agar mau dilacak dan testing," ujarnya.
Oki, sapaannya, menegaskan bahwa hasil test swab belum tentu positif. Semakin tinggi hasil negatif yang dites, maka angka kematian dan angka positivity rate akan turun cepat.
Berita Terkait
-
Gym Boleh Buka, Aturan Terbaru PPKM Level 3 Jakarta, Berlaku 5-18 Oktober 2021
-
PPKM Jakarta Diperpanjang, Anies ke Warga: Sabar
-
PPKM Level 3, Pendakian Gunung Arjuno Welirang Ditutup
-
Sedih, Belum Capai Target Vaksinasi, PPKM Kutim Kembali Level 3
-
Lengkap! Aturan PPKM Level 3 Tangsel, Berlaku 5-18 Oktober 2021
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi