SuaraJogja.id - Cikal bakal terkait dengan berdirinya Keraton Jogja tak bisa lepas dari Kabupaten Bantul. Ini dapat dilihat dari kelahiran Kerajaan Mataram di Kalurahan Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Bantul.
"Secara geografis kelahiran Mataram ada di Bantul, tepatnya di Jagalan. Masa keemasan Mataram saat dipimpin oleh Sultan Agung di Bantul juga," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo, Kamis (7/10/2021).
Selain itu, lokasi makam-makam raja pun terletak di Wukirsari, Imogiri, Bantul.
"Semua Raja Mataram dimakamkan di Bantul," ucapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, ini jadi pesan bagi Dispar Bantul bahwa masyarakat Bantul harus mampu melestarikan budaya Mataram. Pelestarian perlu dilakukan karena modernisasi dikhawatirkan menggeser tata nilai budaya Mataram.
"Perubahan yang terjadi jangan sampai meggeser tata nilainya. Contohnya budaya sopan santun, andap asor (rendah hati), lemah lembut, dan murah senyum. Inilah budaya-budaya yang diajarkan pendiri Mataram, sehingga tata nilai ini tidak boleh tergantikan," tuturnya.
Ia menyampaikan, perubahan cara berpakaian pun jangan sampai melunturkan filosofi soal baju adat Jawa. Sebab, ada nilai-nilai filosofi yang punya makna tinggi.
"Tata peradabannya juga tinggi," imbuhnya.
Untuk merealisasikan hal itu, pihaknya pada awal tahun 2020 sempat melakukan audiensi dengan GKR Mangkubumi. Jajarannya berharap bahwa keistimewaan DIY tak hanya dikembangkan di Bumi Projotamansari.
Baca Juga: Jelang Derbi Mataram, Gibran Bertemu dengan Wali Kota Yogyakarta
"Jadi tidak hanya di Bantul saja yang mengembangkan Budaya Mataram," terangnya.
Selain itu, ada nilai plus selain cikal bakal berdirinya Keraton Jogja yakni sumbu filosofi di Pantai Parangkusumo dan Tegal Panggung Krapyak, sehingga Bantul harus mengawali keistimewaan DIY dalam rangka melestarikan budaya tradisi.
"Kami melihat itu sebagai potensi untuk wisatawan. Kalau bisa orang datang ke Hutan Pinus Sari Mangunan tidak hanya melihat tumbuhan tapi juga belajar tentang budaya Mataraman dan sejarahnya," ujarnya.
Ia mengklaim, metode ini sudah banyak dilakukan di banyak negara dan sukses. Budaya itu jadi salah satu daya tarik wisata.
"Ini bukan sesuatu yang mustahil," katanya.
Namun demikian, pihaknya perlu koordinas dengan Keraton Jogja karena hak paten budaya Mataram kurasinya ada di keraton.
Berita Terkait
-
Jelang Derbi Mataram, Gibran Bertemu dengan Wali Kota Yogyakarta
-
Sri Sultan Minta Vaksinasi Bantul dan Gunungkidul Tak Pakai Model Makan Siang
-
Tingkat Vaksinasi di Dua Kabupaten Ini Masih Rendah, Pemda DIY Minta Maksimalkan Puskesmas
-
Kebakaran Hebat Melanda Gudang Triplek di Bantul, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp6 M
-
Ingin Kembalikan Kejayaan, DPPKP Dampingi Warga Sendangsari Tanam Bawang Merah
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Dominasi Total, PSS Sleman Bungkam Persipal di Kandang Lawan: Taktik Jitu Bawa 3 Poin Penuh
-
Bukan Sekadar Makanan! Bupati Kulon Progo Ungkap Kunci Utama Atasi Stunting
-
Remaja Dianiaya karena Dikira Klitih di Bantul, Pelaku Berjaket Ojol?
-
Kisah Pilu Transmigran Eksodus: Kembali ke Yogyakarta, Hadapi Jalan Rusak dan Longsor
-
Ingin Saldo DANA Gratis Hingga Rp500.000? Begini Cara Klaim DANA Kaget Khusus untuk Warga Jogja