SuaraJogja.id - Harga dan serapan sejumlah komoditas pertanian dan peternakan di Kabupaten Sleman sempat anjlok. Hal itu terjadi akibat panen raya sekaligus masih minimnya restoran, hotel maupun warung makan yang beroperasi saat PPKM darurat dan PPKM Level 3.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Nia Astuti mengungkapkan, saat ini harga komoditas pangan di Sleman masih normal, meskipun ada kecenderungan naik, terutama untuk komoditas cabai.
Hal ini disebabkan karena musim panen cabai di daerah sentra di wilayah DIY-Jateng seperti Magelang, Wonosobo, Salatiga dan Kulon Progo sudah berakhir pada Agustus-September.
"Jadi seperti yang sudah diperkirakan, harga cabai kembali melonjak pada Oktober—Desember hingga nanti musim panen di bulan Januari di tahun berikutnya," ungkapnya, Kamis (7/10/2021).
Baca Juga: Resmi! Irfan Bachdim Tinggalkan PSS Sleman
Diketahui, harga cabai merah keriting hari ini berada pada kisaran Rp27.125/kg naik Rp2.125/kg dari sebelumnya. Cabai merah besar Rp28.250/kg, naik Rp3.875/kg. Selanjutnya harga cabai merah besar Rp28.250/kg, naik Rp3.875/kg dari sebelumnya.
Cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan sebesar Rp500/kg, sehingga kini harganya Rp25.875/kg. Terakhir, cabai rawit merah Rp20.875/kg naik sebesar Rp750.
Menurut Nia, walau harga cabai berangsur naik, bila dibandingkan dengan harga cabai 2020 pada periode yang sama, harga cabai tahun ini masih lebih rendah.
"Yang perlu diwaspadai adalah peningkatan permintaan. Akibat adanya pelonggaran aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat, seiring dengan semakin menurunnya angka penularan Covid-19 dan penurunan level PPKM di beberapa daerah," terang Nia.
Selain cabai, harga daging ayam broiler masih terhitung tinggi yaitu di level harga Rp32.714/kg (harga acuan Rp35.000/kg).
Baca Juga: Brownies Salak Kanaya: Produk Lokal UMKM Sleman Bercita Rasa Unik
Berbanding terbalik dengan harga telur ayam broiler yang justru masih terus mengalami penurunan. Saat ini telur ayam diperdagangkan di level Rp17.571/kg (harga acuan Rp24.000/kg).
Beberapa hal yang menjadi penyebab dari harga daging dan telur ayam ini antara lain sejak awal 2021 banyak peternak ayam pedaging yang bangkrut.
"Sehingga banyak yang bermigrasi menjadi peternak ayam petelur. Hal ini disebabkan karena harga pullet --ayam yang siap bertelur-- turun drastis hingga 50 persen," kata dia.
Penyebab lainnya yakni masa afkir ayam petelur sekarang bisa mencapai umur 100 pekan.
"Lebih lama dibandingkan umur afkir rata-rata sebelumnya yaitu 83 pekan," tutur Nia.
Masih ada penyebab lainnya, imbuh Nia. Puncak produksi ayam petelur dengan adanya teknologi dan perbaikan genetis dan pakan sekarang mencapai 420 butir/ekor/siklus produksi. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang rata-rata puncak produksinya 350-400 butir/ekor/siklus produksi.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global