SuaraJogja.id - Sebanyak 85 sekolah dasar (SD) di Sleman mulai menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM), Senin (11/10/2021).
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman akan menerapkan sistem sampel dan bertahap dalam PTM jenjang SD.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman Ery Widaryana mengungkapkan, untuk uji coba PTM di Sleman tidak dilakukan secara serentak, hanya diambil lima SD dari masing-masing kapanewon.
"Dalam pelaksanaan uji coba PTM ini, siswa SD hanya masuk sebanyak dua kali dalam sepekan. Setiap harinya hanya dua jam waktu yang digunakan untuk pembelajaran," terangnya.
Baca Juga: Warga Dikriminalisasi karena Tolak Penambangan di Kali Progo, Ini Kata Kapolres Sleman
PTM diikuti oleh separuh kapasitas kelas atau dengan kata lain hanya 50% dari total siswa.
"Jadi anak-anak masuk kelas, pembelajaran, selesai dan langsung dijemput orang tua. Tidak ada namanya main-main di sekolah," kata Ery.
Disdik Sleman bersama pemerintah kapanewon sudah mengecek ke sekolah-sekolah untuk memantau pelaksanaan PTM, tambahnya.
"Protokol kesehatan bagus, bapak ibu sudah mengatur para siswa. Orang tua begitu antar siswa langsung ditinggal, siswa lalu langsung masuk kelas. Di kelas juga protokol bagus," ungkap Ery.
Sebagai bentuk antisipasi klaster PTM atau munculnya kasus Covid-19 individu di sekolah, siswa yang tidak enak badan atau memiliki anggota keluarganya sedang tidak enak badan, diimbau tidak datang ke sekolah mengikuti PTM.
Baca Juga: Evaluasi PTM SMP di Sleman, Guru: Siswa Masih Susah Jaga Jarak
Setiap siswa juga akan diukur suhu tubuhnya di sekolah sebelum mengikuti PTM. Bila suhu tubuhnya tinggi, sekolah bekerjasama dengan Puskesmas terdekat akan menangani anak tersebut.
"Setelah PTM berjalan sekitar dua pekan, kami bersama Dinas Kesehatan Sleman sepakat akan melakukan swab di sekolah. Tapi tidak semua, hanya sampling," ucapnya.
Hasil tes swab selanjutnya menjadi bahan evaluasi mengenai proses uji coba PTM di Sleman.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Mapel Coding dan AI untuk SD, Kebijakan FOMO atau Kebutuhan Pendidikan?
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
Viral Bocah SD Kendarai Pikap Bawa Teman-temannya Bikin Publik Resah
-
Gibran Minta Jangan Ada Kriminalisasi Guru, Netizen Soroti Kemampuan Pidatonya
Terpopuler
- Viral Maling Motor Beri Tips Agar Honda BeAT dan Vario Tak Dimaling
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
- Respons Geni Faruk Terima Hadiah dari Dua Menantu Beda 180 Derajat, Aurel Hermansyah Dikasihani
- Timnas Indonesia Ditinggal Pemain Naturalisasi Jelang Lawan Arab Saudi, Siapa Saja?
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
Pilihan
-
Perbandingan Harga Pasaran Marselino Ferdinan vs Ole Romeny, Marceng Seharga 1 Tesla Cybertruck, Ole Bisa Beli 5
-
Selain Marselino Ferdinan, Ini 3 Selebrasi Ikonik Pemain Indonesia: Gaya Suster Ngesot
-
Evaluasi Negatif, Kereta Tanpa Rel di IKN Dihentikan
-
Bikin Iri! Gaji dan Tunjangan Lulusan D3 dan D4 STAN Tembus Jutaan Rupiah?
-
Mendag Ancam Distributor Minyak Goreng MinyaKita yang Jual di Atas HET
Terkini
-
Bau Gas Menyengat Bongkar Praktik Oplos Elpiji Subsidi di Sleman
-
Ratusan TPS di Gunungkidul Berpotensi Rawan di Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini
-
Bareng Ribuan Orang, Harda-Danang Kampanyekan Pilkada Sleman 2024 Asyik dan Damai
-
BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Masih Tinggal di Daerah Rawan Bencana
-
Satu-satunya di DIY, Desa Wisata di Gunungkidul Ini Siap Hadapi Tsunami