Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 11 Oktober 2021 | 19:18 WIB
ilustrasi PTM di DIY (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) di Sleman langsung memulai pembelajaran tatap muka (PTM) setelah asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) selesai terlaksana. 

Kepala SMP Negeri 3 Prambanan Nurani mengatakan, siswa yang mengikuti PTM berjumlah 50% dari kapasitas masing-masing kelas. Namun demikian, masih ada poin yang harus dievaluasi.

"Anak-anak agak susah untuk jaga jarak aman," ungkap Nurani, Senin (11/10/2021).

Di awal PTM, siswa langsung melangsungkan kegiatan belajar mengajar didahului motivasi untuk mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Objek Wisata di Sleman Ramai Pengunjung, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum Boleh Masuk

Sementara itu Waka Bidang Kesiswaan SMP Muhammadiyah 3 Depok Ary Gunawan menyatakan rasa syukurnya PTM hari pertama berjalan lancar.

"Sejauh ini kami belum menemukan kendala berarti, hanya menunggu penjemputan orang tua saja," kata Ary.

Di SMP Muhammadiyah 3 Depok, diterapkan pembagian kapasitas kelas sebanyak 25% dengan kelompok kelas maksimal 13 anak. Tujuannya agar lebih efektif dan menjaga prokes.

"Kami fokus pada penguatan adaptasi kebiasaan baru, pembiasaan dan motivasi psikososial," tuturnya.

Di hari pertama PTM, sekolah belum memberikan mata pelajaran, melainkan masih pengenalan materi penguatan ke arah perwalian, pendampingan keagamaan dan motivasi belajar psikososial.

Baca Juga: Sejumlah Puskesmas Sleman Mulai Beri Suntikan Pfizer, Masih Ada Masyarakat yang Takut

Di Mugadeta, lanjut Ary, capaian imunisasi Covid-19 di kalangan guru sudah mencapai 100% sedangkan untuk siswa sudah lebih dari 90%.

Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana menuturkan, progres imunisasi siswa jenjang SMP se-Sleman yang dikoordinasi oleh Pemkab Sleman dan sekolah, sudah mencapai 92%. Demikian juga dosis ke-2 vaksin sudah mulai disuntikkan kepada siswa. Ery menyebut data ini akan terus bertambah karena kegiatan imunisasi masih berjalan.

"Anak-anak yang ketinggalan belum vaksin, kami ikutkan vaksin ke-2 di sekolah yang bersangkutan. Atau lewat Puskesmas juga dilayani atau lewat umumpun juga bisa," terangnya.

Ery menyebut, siswa yang belum divaksin rerata anak SMP yang belum berusia 12 tahun atau pernah terpapar Covid-19 dan masih menunggu masa tunggu untuk bisa divaksin.

Disdik Sleman juga mempersilakan sekira ada siswa yang akan mengikuti imunisasi di luar yang sudah diagendakan oleh sekolah bersama Pemkab dan Dinas Kesehatan Sleman.

"Yang vaksin tidak di sekolah silakan saja. Yang penting kan vaksin," ucapnya.

Hal itu dikemukakan mengingat adanya kemungkinan terjadinya kekurangan akses vaksin bagi siswa. Meski demikian Pemkab akan mendata dan memvaksin mereka dalam waktu bersamaan.

"Yang belum itu kami mohon nanti mengikuti [imunisasi], jikala di daerahnya ada vaksin untuk [bisa] didaftarkan," ujar Ery.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More