SuaraJogja.id - Pemerintah Sleman dalam hal ini Dinas Kesehatan memulai strategi percepatan capaian imunisasi Covid-19 kepada masyarakat.
Langkah ini tetap dilakukan kendati capaian imunisasi di lapangan sudah melampaui target bulan ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, percepatan dilakukan dengan cara jemput bola oleh Puskesmas di tiap wilayah. Karena Pemkab harus mengejar calon penerima vaksin yang cukup sulit disasar.
"Misalnya saja yang punya komorbid, lanjut usia (lansia)," terangnya, di depan wartawan, Selasa (12/10/2021).
Di tengah sulitnya menyentuh sasaran tertentu, Pemkab Sleman melihat hal positif di tengah masyarakat. Yakni sudah menurunnya jumlah penolakan masyarakat atas vaksin, disebabkan alasan kepercayaan tertentu.
"Karena promosinya gencar sekali dan kami dibantu banyak pihak untuk menggerakkan sasaran," ungkapnya.
Sekarang ini, orang-orang yang tidak divaksin terdiri dari orang dengan komorbid penyakit tertentu yang masih aktif sehingga dia tidak bisa divaksin. Penyebab lainnya, komorbid pada lansia hingga lansia yang bersangkutan tidak bisa bergerak.
Terdata pada Oktober 2021 hingga saat ini capaian vaksin dosis satu di Kabupaten Sleman sudah sebesar 81%. Melampaui dari yang awalnya ditargetkan Oktober mencapai 80%.
Sementara itu untuk capaian dosis dua sebanyak 52,4% dan dosis tiga sebesar 95%.
Baca Juga: 85 SD Di Sleman Mulai Uji Coba PTM, Akan Ada Swab Sampling
"Untuk dosis dua kemungkinan akhir tahun atau Januari akan tercapai [80 persen], kemungkinan," ujarnya.
Pemkab Sleman berharap level PPKM bisa terus turun, terdekat ke level II. Pasalnya, saat ini kasus Covid-19 mulai terkendali dan zonasi epidemiologi tingkat kalurahan di Kabupaten Sleman per 10 Oktober 2021 menunjukkan gambaran yang baik.
"Merah itu Hargobinangun, Harjobinangun. Oranye antara lain Pakembinangun, Purwomartani, Margorejo. Zona hijau sudah banyak. Sebelumnya zona kuning kita yang banyak," ujarnya.
Demikian pula jumlah penghuni isolasi terpadu atau selter yang terus berkurang. Misalnya di Asrama Haji hanya ada satu pasien, di Rusunawa 'MBR' Gemawang tak ada pasien, rusunawa UII tidak ada pasien dan asrama Unisa Yogyakarta sudah ditutup.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
185 Ribu Dosis Vaksin Kota Bekasi Mendekati Kadaluarsa, Wali Kota akan Lakukan Ini
-
27 Ribu Lansia di Kulon Progo Belum Terima Vaksinasi Covid-19, Satgas Ingatkan Prokes
-
Tuntas Vaksin Dosis 1, Pemkot Jogja Targetkan Dosis 2 Rampung pada Desember 2021
-
Kota Malang Catat 86 Persen Cakupan Vaksinasi Dosis Pertama
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Gagal Pindah! Lahan Sekolah Pengganti SD Nglarang Ternyata Lahan Sawah Dilindungi
-
Program Barter Sampah Rumah Tangga di Jogja: Dapat Sembako dari Beras hingga Daging Segar
-
Kesuksesan BRI Raih Penghargaan di Ajang Global Berkat Program BRInita dan BRILiaN
-
Viral! Makan Bareng Satu Kampung Gegara Lolos PPPK di Gunungkidul, Publik Auto Heboh
-
15 Rekomendasi Tempat Wisata di Gunung Kidul untuk Liburan Akhir Pekan