Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 12 Oktober 2021 | 14:50 WIB
Vaksinasi dosis kedua di Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Sleman, Senin (11/10/2021). [Suarajogja/Baktora]

SuaraJogja.id - Pemerintah Sleman dalam hal ini Dinas Kesehatan memulai strategi percepatan capaian imunisasi Covid-19 kepada masyarakat.

Langkah ini tetap dilakukan kendati capaian imunisasi di lapangan sudah melampaui target bulan ini.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, percepatan dilakukan dengan cara jemput bola oleh Puskesmas di tiap wilayah. Karena Pemkab harus mengejar calon penerima vaksin yang cukup sulit disasar.

"Misalnya saja yang punya komorbid, lanjut usia (lansia)," terangnya, di depan wartawan, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: 85 SD Di Sleman Mulai Uji Coba PTM, Akan Ada Swab Sampling

Di tengah sulitnya menyentuh sasaran tertentu, Pemkab Sleman melihat hal positif di tengah masyarakat. Yakni sudah menurunnya jumlah penolakan masyarakat atas vaksin, disebabkan alasan kepercayaan tertentu.

"Karena promosinya gencar sekali dan kami dibantu banyak pihak untuk menggerakkan sasaran," ungkapnya.

Sekarang ini, orang-orang yang tidak divaksin terdiri dari orang dengan komorbid penyakit tertentu yang masih aktif sehingga dia tidak bisa divaksin. Penyebab lainnya, komorbid pada lansia hingga lansia yang bersangkutan tidak bisa bergerak.

Terdata pada Oktober 2021 hingga saat ini capaian vaksin dosis satu di Kabupaten Sleman sudah sebesar 81%. Melampaui dari yang awalnya ditargetkan Oktober mencapai 80%. 

Sementara itu untuk capaian dosis dua sebanyak 52,4% dan dosis tiga  sebesar 95%.

Baca Juga: Warga Dikriminalisasi karena Tolak Penambangan di Kali Progo, Ini Kata Kapolres Sleman

"Untuk dosis dua kemungkinan akhir tahun atau Januari akan tercapai [80 persen], kemungkinan," ujarnya.

Pemkab Sleman berharap level PPKM bisa terus turun, terdekat ke level II. Pasalnya, saat ini kasus Covid-19 mulai terkendali dan zonasi epidemiologi tingkat kalurahan di Kabupaten Sleman per 10 Oktober 2021 menunjukkan gambaran yang baik.

"Merah itu Hargobinangun, Harjobinangun. Oranye antara lain Pakembinangun, Purwomartani, Margorejo. Zona hijau sudah banyak. Sebelumnya zona kuning kita yang banyak," ujarnya.

Demikian pula jumlah penghuni isolasi terpadu atau selter yang terus berkurang. Misalnya di Asrama Haji hanya ada satu pasien, di Rusunawa 'MBR' Gemawang tak ada pasien, rusunawa UII tidak ada pasien dan asrama Unisa Yogyakarta sudah ditutup. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More