SuaraJogja.id - Sampai saat ini sampah masih menjadi persoalan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tidak terkecuali di Kabupaten Bantul.
Menurut Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, jumlah sampah di Bumi Projotamansari per harinya bisa mencapai 400 ton. Padahal, kemampuan untuk mengelola sampah hanya 100 ton per harinya.
"Sehingga masih ada sekitar 300 ton sampah yang belum dapat diolah," katanya, Selasa (12/10/2021).
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mencanangkan program Bantul bersih sampah pada 2025 mendatang dengan melibatkan seluruh stakeholder. Terutama kelurahan-kelurahan diminta untuk melakukan pengelolaan sampah.
"Pengelolaan sampah akan menyasar sampai di tingkat rumah tangga," ujarnya.
Adapun sarana dan prasaran yang diperlukan yakni tempat pembuangan sampah sementara dan rumah pilah sampah. Kedua fasilitas ini, katanya, harus ada di setiap kalurahan.
"Untuk bisa mengelola sampah dengan baik, di setiap kelurahan agar mempunyai fasilitas tersebut," terang dia.
Di samping itu, sambungnya, budaya bersih sampah terus disosialisasikan ke rumah tangga. Tujuannya agar sejak dari rumah tangga sampah sudah dipilah.
"Maka ini butuh reformasi budaya. Masyarakat harus mengubah budayanya supaya terbiasa untuk memilah sampah sejak dari rumah tangga," katanya.
Baca Juga: Rayakan HUT ke-40, Paguyuban Warkaban Bantul Gelar Wayang Kulit di TMII
Ia mencontohkan, sampah organik dan non organik harus dibuang ke tempat sampah yang sudah disediakan. Dengan begitu, pengelolaan sampah akan lebih mudah.
"Sampah yang dikelola ini bisa dipakai ulang (recycle) ataupun bisa dipakai lagi (reuse)," ungkapnya.
Namun pada praktiknya, sampah yang sudah dipilah tetapu saat diambil oleh petugas kebersihan justru dijadikan satu. Hal itu, katanya, berarti pengelolaan sampah belum paripurna.
"Itu tantangan, maka saya mengajak lurah-lurah yang ada di Bantul untuk cari cara yang paling tepat untuk mengelola sampah. Tidak kurang-kurang kami memberi fasilitas bantuan keuangan agar kelurahan semakin berdaya," kata dia.
Ia menyebut, jika kelurahan bisa mengelola sampah maka bisa jadi sebuah peluang bisnis.
"Kelurahan bisa punya bisnis persampahaan dan medapat pendapatan sekaligus bisa mengatasi persoalan tentang sampah," tuturnya.
Berita Terkait
-
Rayakan HUT ke-40, Paguyuban Warkaban Bantul Gelar Wayang Kulit di TMII
-
Bantul Bolehkan Hajatan, Pedagang Daging Sapi Senang Penjualan Mulai Naik
-
SD di Bantul Mulai PTM, Siswa Akan Diberi Masker Gratis
-
Ekonomi Hancur Akibat Pandemi Covid-19, Pemkab Bantul Usulkan Pembukaan Pantai Selatan
-
Kasus Aktif Covid-19 di Bantul Diklaim Terus Menurun, Tinggal 680 Orang
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi