Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 12 Oktober 2021 | 21:45 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih (kiri) mencanangkan program Bantul bersih sampah pada 2025 di Hotel Grand Dafam Rohan pada Selasa (12/10/2021). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Sampai saat ini sampah masih menjadi persoalan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tidak terkecuali di Kabupaten Bantul.

Menurut Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, jumlah sampah di Bumi Projotamansari per harinya bisa mencapai 400 ton. Padahal, kemampuan untuk mengelola sampah hanya 100 ton per harinya.

"Sehingga masih ada sekitar 300 ton sampah yang belum dapat diolah," katanya, Selasa (12/10/2021).

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mencanangkan program Bantul bersih sampah pada 2025 mendatang dengan melibatkan seluruh stakeholder. Terutama kelurahan-kelurahan diminta untuk melakukan pengelolaan sampah.

Baca Juga: Rayakan HUT ke-40, Paguyuban Warkaban Bantul Gelar Wayang Kulit di TMII

"Pengelolaan sampah akan menyasar sampai di tingkat rumah tangga," ujarnya.

Adapun sarana dan prasaran yang diperlukan yakni tempat pembuangan sampah sementara dan rumah pilah sampah. Kedua fasilitas ini, katanya, harus ada di setiap kalurahan.

"Untuk bisa mengelola sampah dengan baik, di setiap kelurahan agar mempunyai fasilitas tersebut," terang dia.

Di samping itu, sambungnya, budaya bersih sampah terus disosialisasikan ke rumah tangga. Tujuannya agar sejak dari rumah tangga sampah sudah dipilah.

"Maka ini butuh reformasi budaya. Masyarakat harus mengubah budayanya supaya terbiasa untuk memilah sampah sejak dari rumah tangga," katanya.

Baca Juga: Bantul Bolehkan Hajatan, Pedagang Daging Sapi Senang Penjualan Mulai Naik

Ia mencontohkan, sampah organik dan non organik harus dibuang ke tempat sampah yang sudah disediakan. Dengan begitu, pengelolaan sampah akan lebih mudah.

"Sampah yang dikelola ini bisa dipakai ulang (recycle) ataupun bisa dipakai lagi (reuse)," ungkapnya.

Namun pada praktiknya, sampah yang sudah dipilah tetapu saat diambil oleh petugas kebersihan justru dijadikan satu. Hal itu, katanya, berarti pengelolaan sampah belum paripurna.

"Itu tantangan, maka saya mengajak lurah-lurah yang ada di Bantul untuk cari cara yang paling tepat untuk mengelola sampah. Tidak kurang-kurang kami memberi fasilitas bantuan keuangan agar kelurahan semakin berdaya," kata dia.

Ia menyebut, jika kelurahan bisa mengelola sampah maka bisa jadi sebuah peluang bisnis.

"Kelurahan bisa punya bisnis persampahaan dan medapat pendapatan sekaligus bisa mengatasi persoalan tentang sampah," tuturnya.

Load More