SuaraJogja.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat terkait dengan cuaca ekstrem yang bakal terjadi memasuki awal musim penghujan di wilayah DIY. Musim pancaroba itu diperkirakan bakal terjadi pada pertengahan hingga akhir Oktober ini.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta Reni Kraningtyas kepada awak media, Rabu (13/10/2021).
"Masyarakat tetap diimbau tetap waspada, hati-hati saat memasuki awal musim penghujan 2021-2022 ini karena potensi terjadi cuaca ekstrem masih bisa terjadi," kata Reni.
Reni menyebut bahwa puncak musim hujan di wilayah DIY sendiri baru akan terjadi pada awal tahun 2022 mendatang, tepatnya ketika memasuki Januari hingga ke Februari mendatang.
Baca Juga: BMKG Sebut Ada Potensi Kemunculan Fenomena La Nina di Akhir Tahun Ini
"Puncak musim penghujan untuk wilayah DIY, musim hujan 2021-2022 di Januari 2022. Jadi masih awal tahun," imbuhnya.
Kendati demikian, potensi cuaca ekstrem bisa saja terjadi pada musim pancaroba atau awal musim penghujan. Tidak semerta-merta hanya pada puncak musim penghujan saja.
"Namun potensi terjadinya cuaca ekstrem di masa pancaroba pun bisa terjadi saat ini, masuk awal musim hujan pun bisa terjadi. Cuma puncaknya musim hujan itu akumulasi intensitas curah hujan dalam satu bulan kita prediksikan yang paling tinggi adalah di bulan Januari," terangnya.
Sehingga kewaspadaan masyarakat dalam masa pancaroba ini juga tetap perlu ditingkatkan. Sebab efek cuaca ekstrem itu bakal mirip dengan puncak musim penghujan nantinya.
"Hujan lebat yang disertai angin kencang, petir, dan juga bisa mengakibatkan genangan itu bisa terjadi pada masa pancaroba. Pada saat masuk musim penghujan bahkan puncaknya," ungkapnya.
Bedanya, disampaikan Reni, di saat puncak musim penghujan intensitas curah hujan lebih tinggi. Serta cuaca ekstrem pun bakal lebih sering terjadi lagi.
Baca Juga: Gempa yang Guncang Jogja Baru Saja Termasuk Jenis Gempabumi Dangkal
"Di saat puncak musim penghujan, di samping akumulasi curah hujannya tinggi potensi terjadinya cuaca ekstrim akan lebih sering. Dibandingkan pada saat masa pancaroba atau saat masuk awal musim hujan," tandasnya.
BMKG juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk tetap mengamati setiap perubahan musim. Terlebih agar bisa memberikan informasi kepada petani yang hendak mulai masuk masa tanam.
"Biasanya kalau masuk awal musim penghujan petani kan kemudian menanam padi. Tapi untuk masing-masing wilayah biasanya berbeda-beda, ada yang Oktober II atau III. Nah itu perlu disesuaikan untuk masuk start awal tanamnya untuk masing-masing wilayah," jelasnya.
Reni mencontohkan misalnya saja di wilayah Gunungkidul yang tadinya diprediksikan masuk penghujan pada November I tetapi maju kemudian menjadi Oktober III. Sehingga awal musim hujan yang maju berarti akan lebih basah daripada saat mundur.
"Nah itu masyarakat terutama petani harus menyikapi hal tersebut. Kalau memang maju awal musim hujan untuk wilayah mereka. Sehingga nanti tidak ada keterlambatan dalam masa tanam dan juga masa panennya juga sesuai dengan apa yang diharapkan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Jelang Libur Nataru, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo
-
Peringatan BMKG, Indonesia Diancam Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi
-
Dampak La Nina: Ancaman Banjir dan Longsor Mengintai Indonesia
-
Curah Hujan Meningkat, ASDP Ingatkan Penumpang Kapal Penyeberangan Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tips Memilih Cover Mobil Terbaik: Perlindungan Maksimal dari Panas Matahari dan Cuaca Ekstrem
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
Terkini
-
Ibunda Mary Jane Sambut Hangat Kabar Anaknya Segera Pulang
-
Mahasiswa UNY Berhasil Sulap Limbah Sampah Jadi Suplemen Tanaman
-
DMFI Bareng Shaggydog Serukan Larangan Peredaran Daging Anjing, Pemda DIY Siapkan Perda
-
Minta ASN yang Selingkuh Tetap Diberhentikan, Bupati Sunaryanta: Saya Siap Tempuh PTUN Kalau Tak Ada Titik Temu
-
Bawaslu Sleman Temukan 23 TPS Rawan Bencana dan 37 TPS Bermasalah Internet