SuaraJogja.id - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebut bahwa fenomena itu akan terjadi pada Rabu (13/10/2021) siang.
"Untuk wilayah DIY hari tanpa bayangan akan kita rasakan pada tanggal 13 Oktober 2021 tepatnya pada jam 11:24:47 WIB. Pada saat itu fenomena bayangan kita terlihat tegak atau bahkan menghilang," kata Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Reni Kraningtyas saat ditemui awak media, Selasa (12/10/2021).
Reni menjelaskan, fenomena hari tanpa bayangan itu terjadi ketika posisi matahari berada di posisi tertinggi di langit serta berada tegak lurus dari lintang pengamat.
"Sehingga menyebabkan bayangan kita sendiri atau bayangan benda yang saat itu tersinari oleh matahari itu terlihat tegak atau bahkan menghilang. Nah ini juga disebut sebagai kulminasi utama," ujarnya.
Disampaikan Reni, saat kulminasi atau hari tanpa bayangan itu terjadi masyarakat akan merasakan cuaca yang cukup terik atau gerah panas. Kondisi itu diakibatkan karena memang sinar matahari atau radiasi matahari yang terpancar ke bumi khususnya yang mengarah ke DIY itu sangat maksimal.
"Sehingga yang kita rasakan udara sangat panas," imbuhnya.
Namun, kata Reni, pada tahun 2021 ini kondisi iklim terutama suhu dan kelembaban berbeda dengan tahun 2019 lalu. Sehingga keterikan yang dirasakan tidak akan seterik dua tahun lalu.
"Karena kalau kita pantau tercatat pada suhu maksimum pada bulan September dan Oktober di BMKG Klimatologi Sleman Yogyakarta ini suhu maksimum belum ada yang mencapai di atas 33 derajat celcius," terangnya.
Berbeda dari tahun ini, tahun 2019 lalu bahkan beberapa kali suhu sempat mencapai 35 derajat celsius. Selain itu dari sisi kelembapan udara, tahun ini juga terpantau berkisar antara 40-50 persen dan tahun 2019 lalu berada di 40 persen atau lebih kecil.
Baca Juga: Antisipasi Pengerukan Ilegal, Sri Sultan Tegaskan Penambangan Harus Berizin
Reni mengungkapkan hal ini terjadi karena pada 2021 tepatnya bulan September sampai awal Oktober ini beberapa wilayah DIY sudah masuk musim pancaroba. Bahkan pada pertengahan hingga akhir Oktober ini sudah menjelang masuk musim penghujan.
"Sehingga tutupan awan DIY ini terlihat masih cukup banyak. Sehingga mengakibatkan walaupun radiasi yang terpancar cukup maksimal tapi suhu udara tidak seterik pada tahun 2019," ungkapnya.
Disebutkan Reni, fenomena kulminasi atau hari tanpa bayangan ini untuk wilayah DIY bisa terjadi dua kali dalam setahun. Biasanya terjadi sekitar Maret-April dan September-Oktober di antara menjelang musim penghujan dan menjelang musim kemarau.
Lebih lanjut, Reni menerangkan tidak ada dampak lingkungan yang ekstrim terkait dengan fenomena ini.
"Jadi kalau secara kondisi iklim ini memang hanya terasa udara gerah dan itu dampaknya lebih ke kesehatan kita manusia," tandasnya.
Berita Terkait
-
Antisipasi Pengerukan Ilegal, Sri Sultan Tegaskan Penambangan Harus Berizin
-
Mengenal Apa Itu Hari Tanpa Bayangan, Jadwalnya sampai 21 Oktober 2021
-
Bisnis Jasa Perjalanan Wisata DIY Masih Loyo, Ketua Asita Beberkan Penyebabnya
-
Menkes Sebut Satu Atlet PON DIY Kabur Saat Positif COVID-19, Ini Tanggapan KONI
-
Pengaruhi Masa Kunjungan Wisatawan, PHRI DIY Minta Satu Destinasi Wisata Pantai Dibuka
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- 31 Kode Redeem FF Terbaru 8 Juli: Raih Animasi Keren, Skin SG, dan Diamond
Pilihan
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
-
Gaji Tembus Rp 150 Juta Per Bulan, Cerita Pemain Liga 1 Pilih Main Tarkam di Luar Klub
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
-
5 Mobil Kecil Murah di Bawah 50 Juta, Hemat Pengeluaran Cocok buat Keluarga Baru
Terkini
-
Nasib Transmigran Sleman di Ujung Tanduk? Pemkab Sleman Kembali Datangi Konawe Selatan
-
Detik-Detik Buruh Harian Lepas Terserempet KRL di Lempuyangan, Kaki dan Tangan Alami Luka Parah
-
Perebutan Kursi Sekda DIY: Adu Kuat 3 Birokrat Top, Siapa yang Unggul?
-
Janjian Tawuran Subuh, Geng V vs M Bikin Geger Lowanu, 10 Ditangkap, Celurit-Pedang Jadi Bukti
-
Diplomat Muda Kemlu Tewas Terlilit Lakban: Kisah Heroiknya Selamatkan WNI di Zona Konflik Terungkap