SuaraJogja.id - Pemandangan miris nampak terlihat dari Balai Pedukuhan Blekonang 1 dan Blekonang 2 Kalurahan Tepus Kapanewon Tepus Gunungkidul. Nampak puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) mengikuti pelajaran dengan kondisi ruang seadanya. Rumah Limasan hanya dibagi dengan sekat menggunakan papan triplek.
Saat sekolah lain menyambut gembira dimulainya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) namun bagi siswa SD N Tepus 2 tidaklah demikian. Bagaimana tidak mereka harus belajar di Balai Dusun usai bangunan sekolah mereka dirobohkan karena terkena proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Para siswa terpaksa harus menjalani kegiatan belajar mengajar di tempat yang kurang begitu nyaman. 10 hari terakhir, mereka belajar di Balai Pedukuhan karena tidak ada lagi tempat untuk belajar yang lokasinya memadai.
Usut punya usut, ternyata mereka kini belum memiliki gedung sekolah yang baru. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) belum membangunkan gedung baru sebagai ganti gedung lama yang terkena proyek JJLS.
Komite Sekolah SD N Tepus 2 Supriyadi mengatakan apa yang dialami para siswa SD N Tepus murni karena kesalahan dari Disdikipora Gunungkidul. Bagaimana tidak, pihak Disdikpora tak segera membangun gedung yang baru meskipun mereka telah mengantongi uang ganti rugi bangunan sekolah dari pemerintah sebagai dampak dirobohkannya gedung SD N 2 Tepus karena terkena dampak pembangunan JJLS.
"Uang ganti rugi itu sudah diterimakan bertahun-tahun. Dan 4 bulan yang lalu pihak sekolah dan dinas sudah diberitahu agar segera pindah," ujar dia, Selasa (19/10/2021).
Namun nampaknya Disdikpora tidak menggubris pemberitahuan tersebut. Para guru pun tidak mengetahui progres yang terjadi dari program Disdikpora. Para guru justru kaget ketika ada surat pemberitahuan akan adanya pembongkaran gedung SD tersebut.
Surat pemberitahuan tersebut sampai ke sekolah sekitar 3 minggu lalu. Tak hanya itu, listrik pun langsung dicabut, padahal saat itu aktivitas pembelajaran masih berlangsung. Para guru pun lapor ke komite sekolah meminta solusi hingga akhirnya komite sekolah kelabakan mencari bangunan untuk pembelajaran.
"Saya akhirnya menegosiasi pemborong sekitar 2 minggu. Selama 2 minggu masyarakat sekitar membongkar dokumen yang penting dan memindahkan ke rumahnya," ujar dia.
Baca Juga: 5.305 Siswa SD di Kota Tangerang Mulai Divaksinasi
Untuk beberapa peralatan sekolah seperti meja kursi dan juga papan tulis ataupun almari ditempatkan di Balai Pedukuhan Blekonang 3, dan dewan guru serta komite sekolah memutuskan melaksanakan pembelajaran di Balai Pedukuhan Blekonang 1 dan 2. Jarak antar Balai Pedukuhan tersebut mencapai 1 kilometer.
Sebelum pembongkaran, pihak komite sekolah sebenarnya telah berusaha melakukan koordinasi dengan berbagai pihak mulai dari Kelurahan, Kapanewon, Disdikpora ataupun DPRD Gunungkidul untuk menanyakan kepastian nasib gedung SD N 2 Tepus namun jawabannya mengambang.
"Saya mendapatkan informasi bahwa Dikpora memang mempunyai program meregrouping sekolah tersebut. Wacana itu muncul sejak tahun 2014 lalu," paparnya.
Namun demikian regrouping tersebut juga sekedar wacana karena belum ada kepastian. Apalagi dirinya mendengar tahun 2022 nanti sekolah akan menerima tambahan 3 orang guru baru. Hal ini tentu memunculkan pertanyaan lagi apakah regrouping jadi dilaksanakan.
Sebenarnya para wali murid dan juga komite sekolah merasa sangat keberatan jika akan ada regrouping. Karena jarak sekolah yang akan diregrouping dengan SDN Tapos 2 mencapai 4 KM lebih. Tentu ini akan membuat para siswa kesulitan untuk berangkat sekolah.
"Di sini itu banyak yang tidak memiliki motor. Apa anaknya suruh menggendong kalau berangkat sekolah. Kami merasa keberatan dikarenakan tujuan sekolah baru jarak tempuhnya 4 kilometer. Paling dekat di SD Tepus 4 yang terletak di Pedukuhan Gembuk," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
5.305 Siswa SD di Kota Tangerang Mulai Divaksinasi
-
Viral Video Bocah SD di Jepara Di-bully, Disdikpora Bantah Aksi Perundungan
-
Viral! Siswa SD di Jepara Dibully, Orang Tua Pelaku Mendukung, Pihak Sekolah Malah Bungkam
-
Kronologis Siswa SD Dikeroyok 3 Kakak Kelas sampai Koma, Alami Patah Tulang Leher
-
Waktu PTM Ditambah, Siswa SD Palembang Bakal Belajar 3 Jam di Sekolah
Terpopuler
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Terbukti Tak Ada Hubungan, Kenapa Ridwan Kamil Dulu Kirim Uang Bulanan ke Lisa Mariana?
Pilihan
-
Ditemukan di Tempat Sampah, Ditolak Panti Asuhan: Kisah Lily yang Jadi Jawaban Doa Nagita Slavina
-
Harga Emas Antam Hari Ini Lebih Murah Rp 4.000 Jadi Dibanderol Rp 1.929.000 per Gram
-
Lukisan Borobudur Bersepuh Emas Putih
-
Hasil Super League: Brace Joel Vinicius Bawa Borneo FC Kalahkan Persijap
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
Terkini
-
Kiper PSIM Jadi Pahlawan, Gagalkan Penalti Klok di Detik Akhir, Persib Gagal Raih Poin Penuh
-
Polemik Royalti Lagu: Transparan atau Tidak? Temuan Pakar UGM Bongkar Borok Sistem Distribusi
-
Kuasa Hukum Keluarga Diplomat Arya Daru Tegaskan: 'Tidak Ada Masalah Mental! Keluarga Lebih Tahu!
-
Masa Depan Generasi Jawa Terancam? PKS DIY Siap Perangi Miras Online dan Judi Online
-
Misteri Kematian Diplomat Arya Daru: Keluarga Bandingkan dengan Kasus Sambo! Ada Apa?