Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 19 Oktober 2021 | 10:35 WIB
Siswa SD N Tepus 2 belajar di Balai Pedukuhan Blekonang 1 dan Blekonang 2. - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

Sebelum pembongkaran, pihak komite sekolah sebenarnya telah berusaha melakukan koordinasi dengan berbagai pihak mulai dari Kelurahan, Kapanewon, Disdikpora ataupun DPRD Gunungkidul untuk menanyakan kepastian nasib gedung SD N 2 Tepus namun jawabannya mengambang.

"Saya mendapatkan informasi bahwa Dikpora memang mempunyai program meregrouping sekolah tersebut. Wacana itu muncul sejak tahun 2014 lalu," paparnya.

Namun demikian regrouping tersebut juga sekedar wacana karena belum ada kepastian. Apalagi dirinya mendengar tahun 2022 nanti sekolah akan menerima tambahan 3 orang guru baru. Hal ini tentu memunculkan pertanyaan lagi apakah regrouping jadi dilaksanakan.

Sebenarnya para wali murid dan juga komite sekolah merasa sangat keberatan jika akan ada regrouping. Karena jarak sekolah yang akan diregrouping dengan SDN Tapos 2 mencapai 4 KM lebih. Tentu ini akan membuat para siswa kesulitan untuk berangkat sekolah.

Baca Juga: 5.305 Siswa SD di Kota Tangerang Mulai Divaksinasi

"Di sini itu banyak yang tidak memiliki motor. Apa anaknya suruh menggendong kalau berangkat sekolah. Kami merasa keberatan dikarenakan tujuan sekolah baru jarak tempuhnya 4 kilometer. Paling dekat di SD Tepus 4 yang terletak di Pedukuhan Gembuk," ujarnya.

Ketua Komite Sekolah SD N Tepus 2, Sugiran menduga, bahwa Dinas sengaja tidak segera membuatkan gedung baru sebagai pengganti lantaran program regrouping SD N Tepus 2 akan direalisasikan. Namun para wali siswa sangat menyayangkan kebijakan itu lantaran dinilai sangat membebani para wali yang kurang mampu.

"Sekarang kegiatan belajar mengajar di Balai Pedukuhan dengan tempat seperti itu adanya. Lokasi pembelajaran tentu tidak layak," katanya.

Sugiran menandaskan wali tetap meminta agar rencana Dinas meregroup SD N Tepus 2 urung dilakukan. Mereka meminta Dinas agar segera membuatkan gedung baru agar para siswa yang menuntut ilmu dengan gigih itu dapat belajar dengan layak.

"Fasilitas (tempat) Guru berada sangat jauh dari lokasi pembelajaran. Isi kantor dirumah salah satu warga yang jaraknya 1 kilometer. Anak kami (siswa) tentu terlantar kalau seperti itu," tandas Sugiran.

Baca Juga: Viral Video Bocah SD di Jepara Di-bully, Disdikpora Bantah Aksi Perundungan

Saat ini masih ada sekitar 37 siswa yang tersebar di 5 Pedukuhan yakni Blekonang 1, Blekonang 2, Blekonang 3, Trosari 1 dan Trosari 2 yang belajar di SD tersebut. Ia mengakui untuk saat ini sudah tidak ada siswa kelas I karena tahun ajaran kemarin tak ada yang mendaftar akibat ketidakpastian adanya gedung baru atau tidak.

Load More