Namun, lanjut Inajanti harus ada perawatan dan pemeliharaan dengan pengeluarannya tinggi. Selain itu agar tidak memberi dampak besar ke masyarakat, dalam ilmu arkeologi ada istilah konstruksi di atas kertas.
"Jadi jalan keluarnya yang bisa dilakukan, dalam ilmu saya yang simpel, konstruksi di atas kertas. Jadi membuat rekonstruksi yang bisa dijelaskan dengan gambar namun tidak direalisasikan. Hanya menunjukkan bangunan benteng zaman dulu," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah atau Keraton juga bisa membuat video pendek disertai penjelasan bagaimana benteng itu berdiri. Termasuk menampilkan Yogyakarta zaman dulu.
"Sebaiknya benteng yang ada sekarang dirawat, dijaga dan dilindungi karena memiliki nilai penting baik sejarah dan kebudayaan. Orang itu harus tau dibangunnya benteng itu seperti apa dan juga sejarahnya," ujar dia.
Baca Juga: Diisi Akademisi hingga Seniman, Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dikukuhkan
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Terjadi Kericuhan di Jalan Godean, Massa Rusak Satu Buah Mobil di Sleman
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan