Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 15 Oktober 2021 | 17:15 WIB
Sejumlah kendaraan melintasi Pojok Benteng Wetan Keraton Yogyakarta di simpang tiga Jalan Brigjend Katamso, Gondomanan, Kota Jogja, Jumat (15/10/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta menimbulkan polemik di tengah warga terdampak. Sosialisasi yang dilaksanakan Mei 2021 disebut sangat janggal. Warga di Jalan Mangunnegaran Wetan baru mendapat undangan secara tiba-tiba dan langsung diminta segera angkat kaki Desember 2021.

Hal itu dirasakan oleh warga setempat, Agus Indartono. Pria yang lebih kurang 40 tahun tinggal di atas tanah berstatus Magersari itu Pemerintah terkesan abai dan terburu-buru.

"Ini cepat sekali, sebelumnya kan baru warga Jalan Kenekan yang akan sosialisasi, tapi tiba-tiba saya mendapat surat undangan itu," ungkap Agus ditemui di kediamannya, Jumat (15/10/2021).

Agus merasa ada kejanggalan saat sosialisasi digelar oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY. Pasalnya ,sejak awal hingga penghujung acara, dia dan tujuh warga Jalan Mangunnegaran Wetan tidak masuk dalam daftar warga tergusur.

Baca Juga: Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Jogja, Ada Warga yang Tak Terima Tali Asih

"Ketika acara akan selesai baru nama saya dicantumkan. Saya bingung kenapa tidak sejak awal didata, sehingga saya punya prasangka kurang baik," terang dia.

Tak adanya nama delapan warga Jalan Mangunnegaran Wetan saat sosialisasi, Agus berpikir bahwa warga baru akan diberi arahan bagaimana pembangunan Benteng ke depan. Namun prediksi Agus salah.

"Di waktu tersebut kami juga harus pindah sebelum Desember 2021. Saya juga kaget, kok bisa cepat seperti itu?," keluh dia.

Meski menjadi pertanyaan besar, Agus tak mempersoalkannya. Mengingat status tanah adalah milik Keraton Yogyakarta, pihaknya harus legawa jika lembaga yang dipimpin oleh raja ini meminta tanahnya sewaktu-waktu.

Hal itu juga dirasakan oleh warga lain, Surtijah (63). Pihaknya juga tak menyangka dampak pembangunan benteng memaksanya segera pindah.

Baca Juga: Warga Kenekan Tergusur Revitalisasi Benteng Wetan Keraton, Begini Nasib Pengusaha Seragam

"Ya Mei 2021 sosialisasi, saya pikir masih lama. Ternyata Desember 2021 nanti harus segera pindah," kata Surtijah, ditemui Rabu lalu.

Wanita yang kesehariannya berjualan rokok dan minuman di toko kelontongnya tak bisa berbuat banyak. Meski sudah menerima tali asih sebesar Rp60 juta, dia dan keluarganya hanya bisa mengontrak.

"Sudah dapat kontrakan, setahun Rp18 juta. Ya tidak bisa membeli rumah ya karena tali asihnya hanya sebesar itu," kata dia.

Surtijah, baru berencana pindah November mendatang. Saat ini pihaknya baru berkemas dan mempersiapkan barang miliknya.

Sementara  itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY Dian Lakhsmi Pratiwi tidak mau menjelaskan banyak terhadap keluhan para warga.

"Sementara saya tidak bisa memberi keterangan. Kami hanya melakukan pendampingan saja, untuk lebih jelas bisa ke Keraton langsung," ungkap Dian dihubungi wartawan.

Load More