SuaraJogja.id - Pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta menimbulkan polemik di tengah warga terdampak. Sosialisasi yang dilaksanakan Mei 2021 disebut sangat janggal. Warga di Jalan Mangunnegaran Wetan baru mendapat undangan secara tiba-tiba dan langsung diminta segera angkat kaki Desember 2021.
Hal itu dirasakan oleh warga setempat, Agus Indartono. Pria yang lebih kurang 40 tahun tinggal di atas tanah berstatus Magersari itu Pemerintah terkesan abai dan terburu-buru.
"Ini cepat sekali, sebelumnya kan baru warga Jalan Kenekan yang akan sosialisasi, tapi tiba-tiba saya mendapat surat undangan itu," ungkap Agus ditemui di kediamannya, Jumat (15/10/2021).
Agus merasa ada kejanggalan saat sosialisasi digelar oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY. Pasalnya ,sejak awal hingga penghujung acara, dia dan tujuh warga Jalan Mangunnegaran Wetan tidak masuk dalam daftar warga tergusur.
Baca Juga: Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Jogja, Ada Warga yang Tak Terima Tali Asih
"Ketika acara akan selesai baru nama saya dicantumkan. Saya bingung kenapa tidak sejak awal didata, sehingga saya punya prasangka kurang baik," terang dia.
Tak adanya nama delapan warga Jalan Mangunnegaran Wetan saat sosialisasi, Agus berpikir bahwa warga baru akan diberi arahan bagaimana pembangunan Benteng ke depan. Namun prediksi Agus salah.
"Di waktu tersebut kami juga harus pindah sebelum Desember 2021. Saya juga kaget, kok bisa cepat seperti itu?," keluh dia.
Meski menjadi pertanyaan besar, Agus tak mempersoalkannya. Mengingat status tanah adalah milik Keraton Yogyakarta, pihaknya harus legawa jika lembaga yang dipimpin oleh raja ini meminta tanahnya sewaktu-waktu.
Hal itu juga dirasakan oleh warga lain, Surtijah (63). Pihaknya juga tak menyangka dampak pembangunan benteng memaksanya segera pindah.
Baca Juga: Warga Kenekan Tergusur Revitalisasi Benteng Wetan Keraton, Begini Nasib Pengusaha Seragam
"Ya Mei 2021 sosialisasi, saya pikir masih lama. Ternyata Desember 2021 nanti harus segera pindah," kata Surtijah, ditemui Rabu lalu.
Wanita yang kesehariannya berjualan rokok dan minuman di toko kelontongnya tak bisa berbuat banyak. Meski sudah menerima tali asih sebesar Rp60 juta, dia dan keluarganya hanya bisa mengontrak.
"Sudah dapat kontrakan, setahun Rp18 juta. Ya tidak bisa membeli rumah ya karena tali asihnya hanya sebesar itu," kata dia.
Surtijah, baru berencana pindah November mendatang. Saat ini pihaknya baru berkemas dan mempersiapkan barang miliknya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY Dian Lakhsmi Pratiwi tidak mau menjelaskan banyak terhadap keluhan para warga.
"Sementara saya tidak bisa memberi keterangan. Kami hanya melakukan pendampingan saja, untuk lebih jelas bisa ke Keraton langsung," ungkap Dian dihubungi wartawan.
Berita Terkait
-
Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Jogja, Ada Warga yang Tak Terima Tali Asih
-
Warga Kenekan Tergusur Revitalisasi Benteng Wetan Keraton, Begini Nasib Pengusaha Seragam
-
Revitalisasi Benteng Wetan Keraton, Warga Jalan Kenekan Juga Harus Angkat Kaki Desember
-
Pembongkaran Bangunan di Dekat Benteng Wetan Berlanjut, Ini Kata Pengusaha Setempat
-
Cerita Surtijah Rumahnya Digusur Proyek Revitalisasi Benteng Wetan Keraton Yogyakarta
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Timnas Indonesia Lolos Babak Keempat, Nawaf Alaqidi Ikut Bantu
-
Hasil Timnas Indonesia vs China: Gol Ole Romeny Bawa Garuda Naik ke Peringkat 3 Grup C!
-
Mimpi Timnas Indonesia Terkubur! Gagal ke Piala Dunia 2026 Tanpa Playoff usai Australia Hajar Jepang
-
Bahlil Cabut Sementara IUP Tambang Nikel Anak Usaha Antam di Raja Ampat
-
Suporter Berlarian di GBK Jelang Timnas Indonesia vs China, Ada Apa?
Terkini
-
Waspada Cacing Hati usai Sembelih Sapi Kurban, Pemkab Sleman Terjunkan 358 Petugas Pemantau
-
Alun-alun Kidul Ditutup untuk Salat Id? Sultan Angkat Bicara
-
Berkah Idul Adha: Prabowo Kirim Sapi Raksasa untuk Penggerobak Sampah & Pasukan Kuning Yogyakarta
-
IKD Gratis, Tapi Data Bisa Lenyap, Disdukcapil Sleman Ungkap Cara Lindungi Diri dari Penipuan
-
WNA Pakistan Tipu Investasi Rp70 Miliar di Yogyakarta, Sempat Bikin Ulah di Kampus