Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Senin, 25 Oktober 2021 | 19:07 WIB
Dokter Tyas Pramitasari bersaksi dalam sidang lanjutan kasus sate beracun di Pengadilan Negeri (PN) Bantul pada Senin (25/10/2021). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

Dijelaskannya, zat sianida bisa berakibat menghambat penyerapan oksigen apabila dikonsumsi manusia. Pasalnya, hemoglobin yang ada di dalam darah terikat dengan sianida. 

"Sehingga tidak bisa bernapas karena hemoglobinnya terhambat zat sianida ini," paparnya.

Bahkan, zat sianida berdosis tinggi bisa menyebabkan kematian. Meski demikian, ia tidak bisa memastikan berapa kadar zat sianida dalam sate tersebut. 

"Karena laboratorium kami belum bisa untuk meneliti hal itu," katanya. 

Baca Juga: Aturan Ganjil Genap di Tempat Wisata Bantul, Ini Dia Jadwalnya

Menurutnya, selama ini zat sianida kerap digunakan untuk membunuh tikus. Selain itu, baunya juga menyengat. 

Seperti diketahui sate beracun itu dikirim oleh Nani yang ditujukan untuk Aiptu Tomi Astanto yang tinggal di Bukit Asri, Kasihan, Bantul. Makanan tersebut dititipkan Nani melalui driver ojek online (ojol) yakni Bandiman pada 25 April 2021. Nani menggunakan jasa driver ojol bernama Bandiman untuk mengantar sate tersebut.

Saat itu Nani menemui Bandiman yang berada di Masjid Nurul Iman, Jalan Gayam Umbulharjo, Kota Jogja. Meski begitu, Bandiman sama sekali tidak mengetahui jika sate tersebut mengandung racun.

Lantas Bandiman mengantarkannya ke alamat yang dituju. Namun, Aiptu Tomi sedang tidak ada di rumah dan yang berada di rumah adalah istrinya RA Maria Shita Resmi.

Merasa tidak mengenal dan memesan sate beracun itu, kemudian istrinya memberikannya kepada Bandiman. Sate itu dibawa pulang Bandiman untuk berbuka puasa bersama istri dan anaknya Naba Faiz Prasetya (10) untuk buka puasa. 

Baca Juga: Tekan Kasus DBD, Pemkab Bantul Kerja Sama Nyamuk Wolbachia dengan UGM

Usai memakannya, Naba malah keracunan hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Jogja dan dinyatakan meninggal dunia.

Load More