SuaraJogja.id - Setelah deklarasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia belum lepas dari kontak senjata. Pertempuran Surabaya menjadi salah satu tragedi besar yang melibatkan pejuang Indonesia, melawan tentara gabungan Inggris dan Belanda. Dalam artikel ini kita akan membahas sejarah pertempuran Surabaya.
Ketika Jepang menyerah pada sekutu, setelah dua bom atom dari pasukan udara Amerika Serikat, jatuh di Hiroshima dan Nagasaki, tentara Inggris datang ke Indonesia. Rombongan tiba di Jakarta pada 15 September 1945 dan di Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Sekutu mendarat di Indonesia bukan sekadar misi melucuti dan memulangkan tentara Jepang atau membebaskan tawanan perang, tapi mereka ingin mengembalikan Indonesia pada Belanda. Bersama mereka terdapat pula NICA atau Netherlands Indies Civil Administration. Hal inilah yang tak dapat diterima rakyat Indonesia.
Pergolakan mulai terjadi. Terlebih ketika pesawat Dakota yang terbang dari Jakarta menyebarkan selebaran di berbagai wilayah Indonesia.
Selebaran itu berisi ultimatum pada pasukan Indonesia agar menyerah dalam 48 jam. Rakyat bereaksi dengan muncul sikap untuk mengusir tentara Inggris dari Indonesia. Rentetan kontak senjata pun tak terhindarkan
Sejak awal kedatangan, sekutu bersama orang-orang Belanda memang tak menunjukkan sikap hormat kepada Indonesia, yang sudah mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tanpa seizin pemerintah, berkibarlah bendera belanda di Hotel Yamato, Surabaya pada 18 September 1945.
Situasi itu memantik kemarahan dari pemuda Surabaya. Pengibaran bendera Belanda sama saja merusak momen pengibaran bendera merah putih di seluruh wilayah, yang dimulai sejak 31 Agustus 1945. Para pemuda itu kemudian mendatangi hotel yang sebelumnya bernama Orange Hotel.
Sekelompok orang Belanda yang dipimpin W.V.Ch. Ploegman menolak untuk menurunkan bendera, setelah terjadi perundingan. Ploegman bahkan mengeluarkan pistol untuk. Terjadilah perkelahian di antara orang Belanda itu dengan perwakilan Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Pembentukan BPUPKI serta Keberadaan Panitia Sembilan
Ploegman pada akhirnya tewas setelah dicekik salah satu pengawal perwakilan Indonesia bernama Sidik. Sidik pun kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berada di tempat tersebut.
Para pemuda kemudian memanjat tiang di Hotel Yamato, untuk menurunkan bendera Belanda, dan merobek warna biru. Jadilah bendera naik ke tiang lagi dengan warna merah dan putih.
Kontak tembak pertama terjadi pada 27 Oktober 1945. Kontak tembak itu melibatkan pasukan pemuda PRISAI dengan pihak sekutu melalui pasukan Gurkha. Setelah itu, sempat ditandatangani gencatan senjata pada 29 Oktober 1945. Tapi kesepakatan itu hanya bertahan beberapa jam saja.
AWS Mallaby Tewas
Kontak tembak kembali terjadi di Surabaya, tepatnya dekat dengan Jembatan Merah, Surabaya. Kontak tembak pasukan Inggris dengan para pemuda Indonesia kemudian menewaskan Brigadir Jenderal AWS Mallaby. Dia tewas oleh tembakan dan kemudian tubuhnya terbakar karena mobil yang ditumpangi terbakar karena ledakan granat.
Jenderal Robert Mansergh kemudian menggantikan peran AWS Mallaby. Dia membuat ultimatum pada masyarakat Surabaya tertanggal 9 November 1945. Intinya ultimatum itu meminta seluruh senjata diserahkan ke pihak Inggris dan pemimpin Indonesia wajib membuat surat pernyataan bahwa mereka menyerah tanpa syarat pada sekutu.
Tag
Berita Terkait
-
Anime Bukan Sekadar Tontonan Bocah: 10 Fakta Mengejutkan yang Wajib Diketahui!
-
5 Sunscreen Jepang Terbaik untuk Menyamarkan Noda Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
11 Gol Tanpa Penalti! Ayase Ueda Lebih Gacor Dibanding Kane dan Mbappe
-
PSSI Didesak Gara-gara Gosip Jepang Keluar dari AFC Santer di Indonesia
-
Tampil Impresif, Chelsea dan AC Milan Rebutan Kiper Keturunan Jepang
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Keluarga Terdakwa Kecelakaan BMW Maut Buka Suara: Bagikan Pledoi Christiano, Mohon Keadilan
-
Tak Ada Bukti Nikmati Rp1 Pun, Tim Hukum Mantan Bupati Sleman Sayangkan Penahanan Sri Purnomo
-
Momentum Pasar Godean Bangkit: Setelah Direvitalisasi Total, Pedagang Optimis Tatap Masa Depan
-
Sinyal Kuat Kejari: Sri Purnomo Tak Sendiri, Jaringan Korupsi Dana Hibah Sleman Dibongkar
-
Miris! 7.100 Warga Penerima Bansos di Jogja Terindikasi Terjerat Judol