SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) bersama Dinas Perhubungan (Dishub) telah memberlakukan aturan ganjil genap di destinasi wisata di Kabupaten Bantul. Untuk di kawasan Mangunan dan Pantai Parangtritis mengikuti tanggal pada kalender.
Apabila tanggal ganjil maka pelat nomor ganjil yang diizinkan masuk ke objek wisata. Sebaliknya, kendaraan berpelat nomor genap bisa mengunjungi kawasan pantai di sisi barat.
Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo menyampaikan bahwa pelaksanaan aturan ganjil genap di kawasan wisata dianggap relatif efektif. Sebab, jadi edukasi ke masyarakat untuk mengurai jika terjadi kepadatan pengunjung di objek wisata.
"Relatif ekfetif dalam pengertian karena bagian dari edukasi yakni untuk mengurai (jika terjadi lonjakan pengunjung di suatu tempat wisata)," jelasnya, Rabu (3/11/2021).
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Bupati Bantul Minta FPRB Pantau Titik Rawan Bencana
Menurutnya, efektifnya kebijakan tersebut dapat dilihat dengan naiknya jumlah pengunjung di destinasi wisata pantai sebelah barat. Itu karena kendaraan yang ditolak satu destinasi, tetap bisa ditampung destinasi lainnya yang menerapkan ganjil genap berkebalikan.
"Data kunjungan wisatawan ke pantai di sebelah barat pada 20 Oktober 2021 kemarin ada 1.900 pengunjung. Pada akhir pekan kemarin sudah mencapai 2.900 wisatawan, ada peningkatan 1.000 orang."
"Ini mungkin karena wisatawan tahu kalau ke timur dia ditolak, akhirnya dia ke barat, salah satunya itu," kata Kwintarto.
Meski diklaim kunjungan wisatawan di obwis tersebut merata tetapi ia tak menampik masih ada kendaraan yang diminta putar balik. Pasalnya, kendaraan itu tidak sesuai aturan yang berlaku.
"Mudah-mudahan ini menjadi informasi wisata agar bisa memperhatikan ketika akan datang ke pantai pantai selatan dan Dlingo yang jelas Parangtritis dan Dlingo sesuai tanggal, blok barat kebalikannya," ujarnya.
Baca Juga: Cuti Bersama Nataru Dihapus, Kwintarto: Target PAD Bantul Tahun Ini Pasti Turun
Ia menambahkan, dibukanya tempat wisata diharapkan tidak muncul klaster Covid-19.
"Mudah-mudahan tidak ada klaster Covid-19 di pariwisata, perekonomian juga meningkat. Kami melihat penambahan kasus Covid-19 bukan dari pariwisata tapi dari klaster yang lain," kata dia.
Berita Terkait
-
7 Rekomendasi Makanan Khas Binjai, Terlalu Enak untuk Dilewatkan
-
Liburan Segar di Klaten, Ini Dia 5 Umbul Terbaik dengan Air Super Jernih
-
Seruit Bukan Satu-satunya, Ini 6 Kuliner Lampung yang Siap Manjakan Lidahmu
-
Rahasia Kota Gadis, Ini 6 Kuliner Madiun yang Bikin Wisatawan Asing Ketagihan
-
Apakah Arus Balik Lebaran 2025 Ada Ganjil Genap? Cek Aturannya di Sini
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia