Setelah mendapatkan saran dari Nyai Lembah, Raden Patah bermukim di Desa Glagah Wangi yang saat ini dikenal dengan sebutan “Bintoro Demak”. Bintoro ini menjadi ibu kota Kerajaan Demak.
Kerajaan Islam merupakan salah satu bukti eksistensi dan perkembangan Islam sehingga dapat diterima masyarakat luas. Indonesia menerima Islam karena adanya pendatang yang membawa ilmu agama tersebut. Menurut Snouck Hurgronje, orang yang pertama kali membawa agama Islam ke Indonesia adalah orang India. Pendapat ini didukung oleh Van Bonkel yang merupakan seorang Profesor dari Belanda. Namun, menurut Azyumardi Azra, agama Islam yang datang ke Indonesia tidak hanya dari satu tempat dan satu orang, karena banyak sekali teori tentang awal masuknya Islam ke Indonesia.
Banyaknya teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia, teori yang paling sering diyakini adalah bahwa agama ini dibawa oleh pedagang yang kemudian mampu beradaptasi dengan masyarakat Indonesia sehingga dapat dengan mudah dekat dengan masyarakat. Pendapat lain yang diyakini pula adalah seorang sultan yang menyebarkan agama Islam melalui kekuatan dan kekuasaannya. Ia melakukan pendekatan struktural yakni dengan politik dan kekuasaan serta kebudayaan.
Baca Juga: Profil Sunan Gresik dan Sejarah Penyebaran Islam Jawa
Berikutnya penyebaran agama Islam di Nusantara dilakukan secara damai, tanpa pertempuran, tanpa peperangan. Agama ini disampaikan perlahan-lahan sesuai dengan adat dan budaya masyarakat setempat sehingga mudah diterima. Nilai-nilai kebenaran pun diyakini oleh masyarakat luas. Bukti persebaran agama Islam di Indonesia adalah dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di berbagai pulau. Salah satu pulau yang menjadi sasaran meluasnya ajaran agama islam adalah pulau jawa.
Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Lumajang atau disebut juga Kerajaan Lamajang Tigang Juru. Menurut Agus Sunyoto dalam bukunya yang berjudul “Atlas Walisongo” kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa bukanlah Kerajaan Demak, melainkan Kerajaan Lumajang. Setelah itu muncullah kerajaan kerajaan baru seperti Demak. Keislaman Lumajang telah muncul pada sekitar abad ke-12 Masehi, bersamaan dengan Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan Sri Kertanegara.
Informasi yang sering dipublikasikan adalah Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dengan Raden Patah sebagai Raja pertama. Selain itu, informasi tentang Raden Patah yang durhaka terhadap ayahnya Majapahit yang akhirnya Kerajaan Majapahit kalah pun memberikan anggapan seolah-olah kedatangan agama Islam dipenuhi dengan peperangan dan kekerasan. Padahal Islam datang dengan perdamaian dan Kerajaan Demak muncul pada sekitar abad ke-16.
Bukti lain tentang Kerajaan Lumajang merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa adalah, adanya pembahasan mengenai Lumajang di Prasasti Mula Malurung yang merupakan bagian dari Kerajaan Singasari. Prasasti Mula Malurung merupakan piagam pengesahan Desa Mula dan Desa Malurung. Prasasti ini berupa lempengan tembaga yang diterbitkan pada tahun 1255 oleh Kertanegara atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana.
Selain dalam prasasti, nama Lamajang juga ditemui dalam kitab kuno seperti Kitab Negara Kertagama, Kitab Pararaton. Selain itu, Lamajang juga ditemui di dalam kidung seperti Kidung Ranggalawe, Kidung Harsawijaya, dan Kidung Panji Wijayakrama.
Baca Juga: Heboh! Warga Kediri Gali Tanah Temukan Mangkok dan Tembikar Diduga Peninggalan Majapahit
Kemudian pada Babad Tanah Jawi menyebut Lamajang berubah nama menjadi Lumajang. Nama Lamajang merupakan sebutan kuno untuk Lumajang yang pertama kali dipakai tahun 1177 saka atau 1255 Masehi.
Berita Terkait
-
Ngaku Masih Punya Garis Keturunan, Gus Miftah Kena Nyinyir: Akhirnya Terjawab Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit..
-
Gus Miftah Ngaku Keturunan ke-18 Prabu Brawijaya, Muncul Silsilah Keluarga SBY dari Trah Majapahit: Saudaraan?
-
Prabu Brawijaya Cuma Cerita Legenda di Babad, Klaim Nasab Gus Miftah Lalu Berasal dari Mana?
-
Ngaku-ngaku Keturunan Prabu Brawijaya, Arkeolog BRIN Sebut Leluhur Gus Miftah Tokoh Fiktif: Tak Tercatat Sejarah!
-
Percaya Diri Ngaku-Ngaku Keturunan Brawijaya, Gus Miftah Di-Skakmat Ahli Sejarah: Itu Tokoh Fiktif
Tag
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
Terkini
-
Pelaku Pembakaran Gerbong di Stasiun Yogyakarta Jadi Tersangka, KAI Alami Kerugian Rp 6,9 Miliar
-
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Bantul Capai Target Nasional
-
Pertama di Indonesia, Wamenkop Resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman
-
Ekonom UGM Soroti Isu Sri Mulyani Mundur, IHSG Bakal Memerah dan Sentimen Pasar Negatif
-
Nekat, Perempuan Asal Gunungkidul Ajak Suami Curi Motor dan Uang di Bekas Tempat Kerjanya