Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Jum'at, 05 November 2021 | 14:39 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan bahwa munculnya sejumlah klaster Covid-19 di wilayahnya lantaran masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan. Ini harus jadi peringatan bersama jika pandemi belum berakhir.

"Munculnya klaster baru merupakan peringatan bahwa masyarakat yang mulai abai prokes bisa memunculkan paparan Covid-19," kata Halim, Jumat (5/11/2021).

Meski kondisi pandemi di Bumi Projotamansari sudah semakin menurun dan orang yang terpapar virus corona pun sudah menurun. Namun, jika tidak memakai masker maka kasus Covid-19 bisa melonjak.

"Ini yang harus disadari. Padahal pada  akhir tahun targetnya seluruh warga Bantul sudah tervaksin karena itu tameng dari dalam," terangnya.

Baca Juga: Anak Usia 6-11 Tahun Bisa Divaksin, Bupati Bantul Bilang Begini

Dengan munculnya klaster-klaster Covid-19, pihaknya akan melakukan tracing secara masif.

"Adanya klaster baru akan kami lakukan tracing secara masif untuk mencegah supaya penularan virus corona tidak semakin meluas," ujarnya.

Sebelumnya, di Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul muncul klaster takziah. Setidaknya 21 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. 

Camat Sedayu Lukas Sumanasa menyampaikan, klaster takziah itu muncul karena ada seorang warga Kalurahan Argorejo berinisial M (22) meninggal dunia saat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Ia meninggal pada 2 Oktober 2021 lalu. 

"Pada hari meninggalnya itu sudah diberitahu oleh pihak rumah sakit bahwa M positif Covid-19. Itu dibuktikan dari hasil tes PCR-nya," ungkapnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bantul Meningkat, Bupati Minta Warga Jangan Sembrono

Meski sudah tahu bahwa M positif Covid-19 tetapi pihak keluarganya menolak untuk dimakamkan secara prokes. 

"Meski tahu hasil PCR-nya positif Covid-19 tapi keluarganya menolak (jenazah dimakamkan secara prokes). Awalnya kan begitu," terangnya.

Load More