Salah satu lirik di lagu itu begini aku wong sing ra gampang sayang mergo aku wedi keroso peteng ning gon padang (aku orang yang tidak gampang sayang karena aku merasa gelap di tempat yang terang).
"Lagu ini ceritanya tentang seseorang yang teringat kenangan dengan mantannya yang tiba-tiba muncul. Ibarate ndilalah udan ning ra ono mendung (langsung hujan padahal tidak ada mendung)," jelas dia.
Lagu ketiga berjudul Mendung Ketemu Udan. Jadi ada kaitannya dengan lagu pertama di mana mereka berpisah karena prinsip, lalu di lagu kedua salah satu dari mereka ingat tentang kenangan yang indah dan pahit.
"Di lagu ini mereka ditemukan kembali karena takdir. Nek koyo ngene ki kan wes kehendak e Gusti Allah, mbok BMKG wae ora iso ngatur," selorohnya sambil tertawa.
Untuk lagu keempat berjudul Mendung Udan Terus Terang yang akan mulai digarap pada November ini. Lagu ini menceritakan tentang kejelasan hubungan pasangan ini akan dibawa ke mana.
"Status hubungan mereka akan lebih jelas setelah menjalin hubungan serius," kata pria yang kerap tampil di FTV itu.
Dengan demikian, sejauh ini sudah ada empat lagu yang ia telurkan. Ia menyebut sejatinya total akan ada enam lagu.
"Tapi untuk lagu yang kelima dan keenam belum bisa saya bocorkan. Tunggu saja besok kalau sudah rilis," ujarnya.
Mendung Tanpo Udan Meledak
Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19, Bupati Bantul Sebut Masyarakat Mulai Abai Protokol Kesehatan
Booming-nya lagu Mendung Tanpo Udang bukanlah sebuah kebetulan. Ada cerita menarik di balik lagu yang sebelumnya dibawakan oleh Kukuh bergenre Pop Ballad. Kemudian digubah oleh Ndarboy Genk dengan musik dangdut.
Lagu Mendung Tanpo Udan pertama kali diunggah di kanal Youtube miliknya yaitu Kukuh Prasetya Kudamai pada 12 Februari 2021. Kekinian, video tersebut telah dilihat sebanyak 1,6 juta orang.
Kemudian pada 5 Juli 2021, Ndarboy Genk pun mengunggah video dengan judul yang sama. Hasilnya, video itu viral dan menuai sukses besar.
"Sampai saat ini sudah ditonton sebanyak 46 juta orang," ucapnya.
Menurut pria yang kuliah mengambil jurusan teater di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja angkatan 2011 itu, genre musik menentukan populer tidaknya sebuah lagu.
"Musikku itu kan pop, tapi kalau dibawakan dengan genre dangdut aku yakin akan meledak. Karena ada jargon unik dalam musik dangdut itu seperti loro atimu tak jogeti atau loro atimu tak kancani," kata pria yang personel band Sri Rejeki itu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
5 Juta Wisatawan Diprediksi Masuk Jogja Saat Nataru, Titik Rawan Kecelakaan Perlu Diwaspadai
-
Menjaga Nada dari Pita: Penjual Kaset Terakhir di Beringharjo yang Bisa Kuliahkan Tiga Anaknya
-
Antisipasi Arus Tersendat saat Nataru, Kontraktor Tol Jogja-Solo Lebarkan Akses dan Tambal Jalan
-
The 101 Yogyakarta Tugu Rayakan Festive Season Lewat Lelana Biruma, Angkat Tema Laut dan Lingkungan
-
10 Destinasi Wisata di Jogja 2025: Dari Kebun Binatang Merapi hingga di Tepi Laut