SuaraJogja.id - Lantunan selawat di sebuah aula bercat hijau itu menggema saat petang hari. Puluhan anak kecil dan remaja baik laki-laki dan perempuan khusyuk mengikuti kegiatan di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Jalan Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Jogja.
Suara selawatan berubah semakin kencang dengan kedatangan anak-anak lainnya yang mayoritas laki-laki. Duduk rapi di barisan ketiga, suara lantang anak-anak tersebut menambah riuh aktivitas di yayasan untuk anak yatim piatu, anak terlantar, dan anak bermasalah dengan hukum.
Sekitar 30 menit berselawat, suara anak-anak tersebut mengecil. Nampak seorang pria 42 tahunan berpakaian polisi datang mendekat. Akhirnya selawat pun berhenti dan fokus anak-anak beralih kepada polisi tersebut.
Kedatangan polisi itu bukan untuk menangani kasus atau mencari saksi hingga tersangka kejahatan. Melainkan untuk menyapa anak-anak tersebut yang merupakan anak asuhnya.
Baca Juga: Anggota Polisi Bangun 13 Masjid di Yogyakarta, Dapat Penghargaan Kapolri
Nur Ali Suwandhi namanya, polisi berpangkat Bripka ini merupakan ayah dari anak-anak yang semangat berselawat tadi. Bertugas di Polda DIY, pria kelahiran Malang, 17 Agustus 1978 yang nama kecilnya dipanggil Bon Ali ini adalah pemilik yayasan tersebut.
Bergabung di kesatuan Provos Bidang Propam Polda DIY, Bon Ali sudah sedari awal ingin mendedikasikan hidupnya untuk orang banyak. Bercerita terkait masa lalunya, ayah yang memiliki dua anak kandung ini adalah santri lulusan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.
“Sejak usia lima tahun itu sudah mondok di Jombang. Hampir 17 tahun saya belajar di sana dan ikut kyai saya KH Djamaluddin Ahmad. Saya dulunya santri tapi tidak pintar seperti teman-teman santri yang lain. Tapi dari pengalaman dan hasil pendidikan guru saya itu, saya berkeinginan mengabdi kepada bangsa,” terang Bon Ali ditemui Suarajogja.id, Minggu (7/11/2021).
Sedikit mengulang masa kecilnya, nama Bon Ali adalah sebutan saat dirinya masih berada di Ponpes Jombang. Kala itu, Ali kecil yang masih lugu kerap berhutang di koperasi.
“Nama Ali kan banyak di pondok itu. Karena saya sering berhutang dan agar tidak salah menyebut Ali yang mana, akhirnya saya dipanggil Bon Ali,” ujar dia sambil tertawa kecil mengingat masa lalunya.
Baca Juga: Krisdayanti Berdoa Bersama Pendeta di Lingkungan Gereja, Warganet Heboh
Terlepas dari cerita masa lalu, Bon Ali akhirnya lulus dari Ponpes. Pada suatu waktu dirinya menyambangi dan meminta restu kepada gurunya untuk menjadi polisi. Bon Ali mendapat restu dan diberi amanah untuk mencintai dan bermanfaat untuk bangsanya.
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan