Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 07 November 2021 | 16:44 WIB
Sejumlah Perwakilan Pasanda DIY bertemu keluarga almarhum saat tabur bunga di tempat pemakaman almarhum SP, Sleman, Sabtu (6/11/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Pasukan Andalan (Pasanda) DI Yogyakarta berharap kepolisian mengusut dan menemukan pelaku lain pengeroyokan yang menewaskan tukang parkir berinisial SP (44) di tempat hiburan malam Boshe, Jalan Magelang KM 5,8, Mlati, Sleman. Pasanda berharap ada kejelasan dari kasus tersebut untuk menangkap pelaku sebenarnya.

Komandan Resimen Pasanda DIY Drajad Sumarsono, saat ditemui di acara tabur bunga di tempat pemakaman almarhum SP, Mlati, Sleman, Sabtu (6/11/2021), menyatakan bahwa pihaknya menyatakan sikap agar polisi segera mengusut pelaku yang seharusnya terlibat, tetapi tidak diperiksa oleh Polres Sleman.

"Jadi polisi harus bisa membuka kejelasan dan kebenaran dari kasus kematian rekan kami. Pelaku yang sebenarnya harus diusut tuntas," terang Drajad ditemui wartawan, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa keterbukaan itu penting agar kenyamanan masyarakat dan warga terjaga di tengah kondisi saat ini. Pasalnya sudah banyak tempat hiburan malam yang beroperasi.

Baca Juga: Anak Punk yang Keroyok Riki di Taman Gajah Bandar Lampung Ditangkap di Serang

"Jangan sampai ada lagi kasus seperti ini, sekarang kondisi tempat wisata dan hiburan malam sudah dibuka. Harapannya tidak terjadi kasus serupa jika ada oknum atau terduga pelaku yang belum diusut tuntas dari kasus sebelumnya," terang dia.

Sementara itu, Koordinator Pasanda Sleman Koko Kurniawan menyatakan bahwa selain mengusut pelaku yang sebenarnya, pihak kepolisian harus bisa menciptakan kondusivitas di wilayah Sleman saat ini.

"Maka kami berharap polisi lalu pemerintah dan legislatif (DPRD) bisa mengkampanyekan Jogja aman, nyaman dan damai. Artinya ini sebagai kesepakatan agar kasus ini tidak terulang lagi. Kami dari Pasanda siap mengawal dan turun untuk bersama-sama mengamankan kondusifitas Jogja," kata dia.

Lebih lanjut, Koko mengutuk keras adanya kasus pengeroyokan berujung maut yang dialami oleh almarhum SP. Ia berharap warga Jogja tidak melakukan tindak kekerasan, anarkis dan premanisme.

Dalam kegiatan yang berlangsung di TPU tempat almarhum SP dikebumikan, Pasanda bersama pihak keluarga almarhum menggelar acara penghormatan dengan tabur bunga. Selain itu, pihak keluarga diberikan santunan sebesar Rp5 juta.

Baca Juga: Lakukan Ini jika Diminta Uang oleh Tukang Parkir Tak Berseragam

Terpisah, adik kandung almarhum, Agus Prasetya, berterima kasih dengan dukungan yang diberikan Pasanda DIY. Ia pun berharap polisi bisa memberi kejelasan perkembangan kasus kematian kakaknya.

"Keinginan kami satu, polisi segera menyelesaikan kasus ini. Satu bulan lebih belum ada perkembangan. Kami ingin semua pelaku ditangkap, tidak hanya 3 orang itu saja," ujar dia.

Sebelumnya, kuasa hukum keluarga SP, Wahyudi Saptaputra mengaku sudah menyimpan sejumlah alat bukti terkait kasus pengeroyokan SP. Dari foto dan video yang dihimpun pihaknya ada satu orang yang diduga ikut terlibat.

"Ada satu orang yang diduga menjadi penggerak hingga terjadi pengeroyokan itu. Terlihat dalam video orang ini menendang ke ulu hati korban. Nah dari situ patut diduga pelaku tidak hanya 3 orang," kata Wahyudi.

Hingga kini, kuasa hukum almarhum SP masih menunggu perkembangan kasus tersebut. Penyampaian alat bukti juga masih menunggu dari unit 1 Satreskrim Polres Sleman untuk diterima.

Load More