SuaraJogja.id - Kepala Sekolah SMAN 1 Sewon Yati Utami Purwaningsih menyatakan bahwa institusi yang dia pimpin tidak terlibat dalam peristiwa tawuran antar dua geng sekolah yang terjadi pada 29 September 2021 lalu. Sebelumnya, Polres Bantul merilis kasus tawuran antara geng Stepiro dan Sase yang mengakibatkan pria berinisial MKA (18) asal Kapanewon Sewon, Bantul tewas karena sabetan senjata tajam.
"Sekolah kami sama sekali tidak terlibat tawuran dengan geng sekolah lain," tegasnya saat menggelar konferensi pers di SMAN 1 Sewon, Selasa (9/11/2021).
Perihal MKA yang tewas, menurutnya, tidak ditemukan siswanya dengan inisial tersebut di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Kami cek dan data dari Dapodik memang tidak ada nama tersebut. Siswa-siswa lainnya juga tidak terlibat," ungkapnya.
Baca Juga: Tewaskan Satu Orang, Ini Motif Tawuran Geng Stepiro dengan Sase
Apabila ada muridnya yang meninggal atau terlibat kasus tawuran, kata dia, maka guru akan mengetahuinya dan melakukan pemanggilan kepada siswa ataupun wali murid.
"Jika terjadi peristiwa seperti itu ada anak yang dipanggil dan memang kenyataannya tidak ada panggilan," ujarnya.
Imbas dari kejadian ini, banyak orang turu, guru, Disdikpora DIY hingga Biro Bina Mental Spiritual DIY meminta klarifikasi.
"Dari semalam saya dimintai klarifikasi soal itu dari banyak pihak," katanya.
Sewon berinisial MKA (18) asal Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul meninggal dunia usai terkena sabetan senjata tajam. MKA meninggal dunia di sebuah rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 10 hari.
Baca Juga: Tawuran Antargeng Sekolah, Satu Pelajar Tewas
MKA mendapat luka sabetan senjata tajam di bagian punggungnya lantaran terlibat tawuran dengan geng Stepiro atau SMK Swasta di Kota Jogja. Kejadian itu terjadi pada 29 September 2021 pukul 02.30 WIB di Jalan Ring Road Selatan, Plurungan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
Menurut pengakuan tersangka IS yang melukai MKA, tawuran itu terjadi karena salah seorang temannya dikeroyok oleh geng Sase. Tidak terima temannya dikeroyok lantas mereka melakukan balas dendam.
"Ada teman kami yang dikeroyok oleh geng Sase," ujar IS saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (8/11/2021).
IS menyebut baru tawuran sebanyak satu kali. Perihal surat pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak sebelum tawuran terjadi karena sudah tahu risiko pasti ada yang terluka.
"Suratnya dibuat karena sudah tahu konsekuensinya bakal ada yang terluka. Yang membuat surat itu adalah geng Sase, lalu saya yang tanda tangan mewakili Stepiro," katanya.
Di kesempatan yang sama, Kapolres Bantul AKBP Ihsan menyampaikan, jajarannya berhasil menangkap 11 pelajar dari Stepiro yang terlibat dalam peristiwa ini. Delapan pelajar langsung ditahan.
"Untuk tiga pelajar lainnya belum ditahan karena masih di bawah umur. Tapi kami pastikan mereka akan tetap diproses sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.
Menurutnya, 11 pelajar itu saat tawuran punya peran masing-masing yaitu sebagai pengemudi motor (joki). Dan ada yang diboncengkan selaku eksekutor.
"Empat pelaku yang bertindak sebagai eksekutor yaitu IS (18), NWSU (18), MNH (18), MFR (19). Sementara yang jadi joki MYEP (18), WKR (20), ATK (18), dan RFS (18)," jelasnya.
Tiga pelaku yang masih di bawah umur pun bertindak sebagai joki. Mereka berinisial JA (16) asal Depok, Sleman; CA (16) Mantrijeron, Kota Jogja; dan ZFN (17) asal Ngemplak, Sleman.
"Selain itu kami juga masih memburu tiga orang lainnya yaitu MM, F, dan A. Sebenarnya ada satu orang lagi yaitu I tapi sudah meninggal karena kecelakaan," paparnya.
Para tersangka didakwa Pasal 170 ayat 2 ke-3e KUHP Jo Pasal 358 KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara karena mengakibatkan orang lain tewas. Untuk yang masih di bawah umur disangkakan Pasal 80 ayat 2 UU No.35/2014 tentang Perlindungan Anak.
"Ancaman hukumannya untuk yang di bawah umur 9 tahun kurungan," imbuhnya.
Barang bukti yang diamankan antara lain Honda Beat warna putih AB 6953 DZ, Honda Scoopy AB 3371 MI, Honda Vario AB 6068 CZ, sebuah celurit, satu buah pedang.
Berita Terkait
-
Tawuran Brutal di Kereta Paris: Remaja Bersenjata Kapak, Pedang, & Tongkat Baseball
-
Jasad 7 ABG Tewas di Kali Bekasi Positif Etanol Plus Bahan Kimia Jenis Ini
-
Misteri 7 Mayat ABG di Kali Bekasi Terungkap: Tawuran Gagal Berujung Tewas Mengambang
-
Stop Tawuran! Ridwan Kamil: Pemuda Jakarta Akan Jadi Tuan Rumah Car Free Night
-
Resep Cegah Tawuran, Pasangan RIDO Bakal Bikin Anak Muda Sibuk Jadi Panitia Car Free Night
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar