SuaraJogja.id - Longsoran bukit di Pedukuhan Kembang, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo yang menutup jalan kabupaten menuju ke obyek wisata Kedung Pedut belum bisa tertangani. Akibatnya, pengunjung ke obyek wisata yang mengandalkan air terjun ini cukup sepi.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Agus Sayo Nahrowi mengakui kesulitan untuk melakukan evakuasi material longsoran dengan segera. Pasalnya material longsoran jumlahnya sangat banyak dan area longsoran cukup lebar. Sehingga dipastikan tidak bisa selesai dalam sehari.
Pihak BPBD sudah menerjunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsoran tanah. Pihaknya juga sudah koordinasikan dengan DPUPKP (Dinas Pekerjaa Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman) untuk proses pembersihan.
"Alat berat sudah di lokasi kejadian. Bahkan sore ini sudah dikerjakan,"terang dia, Kamis (17/11/2021).
Menurut Joko, karena material longsoran cukup banyak maka pembersihan diperkirakan akan memakan waktu 3 hari. Dan untuk sementara ruas jalan Pengasih-Kedungpedut tidak bisa dilalui. Warga yang ingin ke Kedung Pedut atau sebaliknya ke Pengasih harus memutar melalui jalan lain.
Senin (15/11/2021) lalu, saat hujan deras bukit setinggi 15 meter dengan panjang 50 meter longsor. Bukit yang longsor menutup jalan yang menjadi akses ke objek wisata Air Terjun Kedung Pedut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tanah longsor tersebut.
Namun akibat longsoran tersebut, objek wisata Kedung Pedut ditutup untuk sementara waktu. Pengunjung tidak bisa melewati ruas jalan menuju ke obyek wisata ini. Dampaknya, pedagang di kawasan obyek wisata Kedung Pedut juga terdampak.
Terputusnya jalan menjadikan ekonomi warga stagnan, karena banyak yang mengandalkan pendapatan dari aktivitas usaha pariwisata. Banyak masyarakat di kawasan ini yang menghidupi keluarganya dari sektor pariwisata.
Sujiyem, salah seorang pedagang di kawasan Kedung Pedut mengaku harus meninggalkan lapaknya untuk sementara waktu. Wanita ini kembali ke lahan garapan yang biasanya ia lakukan di pagi hari sebelum berjualan ataupun sore hari usai berjualan di Kedung Pedut.
Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Pastikan PTM Tidak Sebabkan Klaster
"Di hari biasa lumayan lah. Rata-rata pengunjung ada 200 orang. Kalau akhir pekan bisa berlipat lebih banyak,"terang penjual makanan ini.
Sujiyem mengakui jika wilayah tersebut memang merupakan kawasan rawan longsor. Dan sudah cukup sering terjadi tanah longsor namun intensitasnya hanya kecil. Tidak seperti sekarang ini, material longsoran cukup banyak.
“Di sini ini sebenarnya menjadi langganan longsor. Tapi hanya kecil-kecil dan bisa dibersihkan dengan kerja bhakti.
Tetapi sekarang materialnya cukup banyak,"tuturnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
WNA Yordania Jadi Tersangka di Yogyakarta: Izin Investasi Fiktif Terbongkar
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok
-
Dari Transfer Pengetahuan ke Generasi Kreatif: DIY Beri Penghargaan 995 Insan Pendidikan