Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 18 November 2021 | 19:29 WIB
Logo Sleman. Slemankab.go.id

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman hanya tinggal memiliki waktu dua bulan, untuk mengejar target pendapatan asli daerah (PAD), dari sektor retribusi objek wisata.

Suparmono mengatakan, pada 2021 pihaknya menargetkan pendapatan PAD retribusi objek wisata sebesar Rp1,5 miliar.

"Sampai saat ini, baru mencapai sekitar Rp1 miliar lebih. Masih tersisa waktu dua bulan hingga nanti akhir tahun. Kami optimis, target PAD dari retribusi wisata ini dapat tercapai," ungkapnya.

Suparmono mengatakan, Dinas Pariwisata mengambil sejumlah langkah agar target itu terpenuhi. Mulai dari membuka operasional terbatas bagi sejumlah destinasi wisata. Terutama yang menyumbang pendapatan bagi Pemerintah Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Netizen Keluhkan Jam Pelayanan di Disdukcapil Sleman, Begini Tanggapan Kustini

"Seperti candi di wilayah Sleman timur seperti Candi Ijo, Candi Barong maupun Keraton Ratu Baka dan Prambanan," tuturnya.

Menurutnya, Keraton Ratu Baka dan Prambanan, misalnya. Meski dikelola oleh Taman Wisata Candi (TWC), namun ada kerjasama pungut retribusi.

"Sehingga ada retribusi yang masuk ke Pemkab Sleman," ujarnya.

Langkah lainnya yang diambil, Dinas Pariwisata membuka destinasi wisata di Sleman utara seperti di Cangkringan dan seputar Kaliurang.

Untuk memaksimalkan penarikan retribusi di Kaliurang, pihaknya telah memasang pintu darurat di jalur tikus yang memungkinkan dilalui wisatawan tanpa membayar retribusi.

Baca Juga: Kejati DIY Benarkan Penyitaan Hotel Lafayette Sleman, Jadi Barang Bukti Megakorupsi ASABRI

"Pemasangan pintu darurat bekerjasama dengan Pemerintah Kalurahan Hargobinangun. Pintu darurat dipasang agar wisatawan putar balik dan melalui jalur utama. Harapannya retribusi bisa maksimal," ungkap eks Panewu Cangkringan tersebut.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More