SuaraJogja.id - Pertumbuhan kendaraan pribadi ditambah dengan kemajuan teknologi belakangan ini membuat peran angkutan umum sebagai moda transportasi pilihan mulai tersisih.
Angkutan umum yang masih hidup kini hanya di kota-kota besar dan jalur-jalur tertentu. Di jalur pedesaan bahkan pegunungan, angkutan umum sudah mati sejak akhir tahun 90an. Keberadaan angkutan umum semakin terhimpit dengan banyaknya penyedia jasa angkutan berbasis aplikasi daring.
Jalur-jalur dari Kota ke Pedesaan juga sudah tak terdengar lagi. Pengusaha angkutan umum memilih mempensiunkan armadanya karena tak kuat untuk memeliharanya. Jika armada mereka masih dipelihara, biasanya memakai sistem kanibal dengan armada lain.
Salah satu yang telah mati adalah angkutan umum jalur Panggang-Wonosari. Belasan armada yang melayani jurusan ini sudah mati sejak akhir tahun 1990an. Sebagian besar anggota Paguyuban Angkutan Wonosari Panggang (PAWP) sudah menjual armadanya dan hanya beberapa gelintir yang masih bertahan.
Anjar Junantoro, salah satu pengusaha angkutan umum jurusan Panggang-Wonosari menuturkan para pemilik angkutan umum berjenis anakan bus jurusan Panggang-Wonosari memilih tidak beroperasi. Pasalnya puluhan tahun sudah tidak ada penumpang di jalur ini.
"Sekarang mobil banyak, sepeda motor juga. Apalagi sekarang banyak Handphone,"ujar dia, Minggu (21/11/2021).
Bagi yang belum menjual armadanya, mereka sangat kembang kempis. Mereka hanya mengandalkan carteran seperti orang hajatan, menengok orang sakit ataupun takziah. Untuk beralih ke angkutan wisata, mereka kalah bersaing dengan biro-biro perjalanan baru.
Namun angin segar kini menghinggapi mereka. Dibukanya beberapa destinasi wisata baru di kawasan kalurahan Girikarto Kapanewon Panggang membuat mereka semangat lagi menatap masa depan. Usaha mereka mulai menggeliat lagi karena beralih fungsi menjadi suttle bus menuju ke obyek wisata di Kalurahan Girikarto.
"Di sana ada HeHa Ocean View, Teras Kaca, Taman Watu dan Pantai Gesing. Bus besar tidak bisa masuk,"papar dia.
Baca Juga: Nunggak Pajak Rp 9,485 Miliar, Aset Pengusaha Gunungkidul Disita Pegawai Pajak
Obyek wisata di Kalurahan Girikarto memang kini menjadi favorit. Banyak wisatawan yang mendatangi kawasan tersebut untuk liburan. Hal ini tentu menjadi berkah bagi pengusaha angkutan umum yang semula melayani rute Panggang-Wonosari.
Setiap hari, mereka mangkal di Rest Area Bulusari Padukuhan Sawahan Kalurahan Girisekar Kapanewon Panggang. Di rest area ini, puluhan bus besar yang membawa rombongan ke empat obyek wisata di Kalurahan Girikarto berhenti.
"Kalau pas ramai sabtu minggu jumlahnya bisa puluhan yang berhenti di sini,"papar dia.
Para penumpang yang dibawa bus besar tersebut langsung pindah dengan anakan bus yang kini berfungsi sebagai suttle bus. Karena jalan yang sempit memaksa bus-bus besar tersebut berhenti di Rest Area Bulusari yang berada di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Anjar mengatakan, saat ini sudah ada 32 anakan bus yang mangkal di rest area Bulusari untuk mengantar ke kawasan pantai. Setiap hari mereka mengantar jemput wisatawan dari rest area menuju pantai sejauh 8 kilometer.
"Per bus paling banyak kita isi 20 orang. Tarifnya sekitar Rp 250 ribu pulang pergi,"ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik