"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. Asy-Syuara: 106- 107)
Sifat rasul yang dapat dipercaya ini perlu kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi seseorang yang saat ini menjadi pemimpin. Jangan sampai kita berkianat kepada siapapun, terutama kepada Allah SWT.
3. Tabligh
Secara bahasa, Tabligh mempunyai makna menyampaikan. Para rasul meyamlaikan wahyu dari Allah kepada umatnya. Sehingga wahyu itu bisa dijadikan pedoman bagi para manusia di dunia.
Baca Juga: Gus Baha Bongkar Ibadah yang Bikin Setan Jengkel, Ternyata Bukan Salat
Rasul selalu meyampaikan semua wahyu yang datang dari Allah, tidak ada yang disembunyikan. Rasul tidak memiliki sifat kitman, yang bermakan menyembunyikan wahyu.
Isi pokok dari sifat tabligh yakni perintah untuk menyeru kepada kebenaran dan mencegah terhadap kemungkaran.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Sahabat Ali bin Abi Talib ditanya tentang adakah wahyu yang tidak disampaikan Rasul, lantas beliau menegaskan:
"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.”
Penjelasan itu berkaitan dengan Surah Al Maidah ayat 67, yang artinya:
Baca Juga: Hotman Paris Unggah Video Kajian Islam Habib Novel, Netizen: Mualafnya Kapan Bang?
“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Maidah:67)
4. Fatanah
Secara bahasa fatanah memiliki arti cerdas. Nabi tidak mungkin memiliki sifat Baladah yang berarti peluapa atau tidak cerdas. Dalam menyampaikan wahyu diperlukan kemampuan dan strategi khusus agar hukum Allah bisa diterima manusia.
Kecerdasan rasul dibuktikan saat Rasul menengahi perselisihan peletakan hajar aswad. Saat itu ada perselisihan di kabilah mekah ketika akan meletakkan hajar aswad diletakkan di atas kabah.
Rasul lantas menyeru ke semua kelompok agar batu diletakkan di atas kain. Lantas orang-orang diperintah untik memegang di setiap ujungnya. Mereka bersama-sama mengangkat batu itu sampai di atas kabah.
Demikian penjelasan mengenai sifat wajib bagi para rasul. Semoga kita bisa meneladani sifat mulia itu dan mengamalkannya.
Berita Terkait
-
Apa Hukum Arisan Kurban Idul Adha? Begini Pandangan Islam
-
Kupas Tuntas Rukun Asuransi Syariah, Panduan Lengkap agar Akad Sah & Berkah
-
Hukum Orang Kaya yang Menunda-nunda Ibadah Haji, Apakah Berdosa? Ini Kata Ustaz
-
Ini Tanda-Tanda Allah Mengangkat Derajat Seseorang
-
JK: Ekonomi Islam Tidak Boleh Monopoli dan Spekulatif
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip