SuaraJogja.id - Sempat mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan, Jepang kini mengalami situasi titik balik. Dalam waktu dua bulan kasus Covid-19 di negeri Sakura mengalami penurunan drastis.
Dikutip dari BBC Indonesia, dalam waktu dua bulan dari puncak gelombang itu, kasus rata-rata saat ini di bawah 100 per hari.
Para ilmuwan mengetahui bahwa kenaikan tajam kasus Covid-19 karena varian Delta, namun mereka masih belum paham mengapa kasus turun tajam sementara negara-negara lain masih terus berjuang menghadapi kenaikan kasus.
Para peneliti dari Institut Genetika Jepang, mengatakan varian Delta kemungkinan bermutasi sendiri sampai menjadi punah di Jepang.
Menurut Ituro Inoue dan koleganya dari Institut Genetika kepada Japan Times, virus itu bermutasi sedemikian rupa sehingga terjadi kesalahan dalam genetika sampai tidak lagi berreplikasi.
"Kami benar-benar terkejut dengan temuan ini," kata Inoue.
Ada beberapa hipotesa di balik anjloknya kasus di tengah penyebaran varian Delta ini.
Lebih dari 75% penduduk telah divaksin di Jepang sementara protokol kesehatan seperti jaga jarak dan penggunaan masker diikuti secara tertib oleh masyarakat, menurut laporan media setempat.
Namun negara-negara lain yang melakukan protokol yang sama tetap mencatat kenaikan kasus Covid. Di Spanyol, misalnya, 80% penduduk telah mendapat vaksinasi penuh dan masker juga tetap dipakai di tempat-tempat tertutup. Namun Spanyol mencatat sekitar 7.000 kasus per hari.
Baca Juga: Hits Health: Vaksin Covid-19 Hanya Manjur 40 Persen, Healing dengan Menghancurkan Barang
Perbandingan inilah yang membuat para ilmuwan Jepang menyimpulkan bahwa varian Delta "bermutasi sampai punah".
"Varian Delta sangat menular di Jepang dibandingkan dengan varian lain. Namun di tengah akumulasi ini, kami yakin varian ini tak bisa lagi bermutasi," kata Ituro Inoue.
"Dengan melihat bahwa kasus tak lagi naik, kami percaya pada proses mutasi ini, virus itu langsung mengarah ke punah dengan sendirinya," tambahnya.
Teori Inoue ini memberikan sedikit gambaran mengapa varian Delta di Jepang tiba-tiba hilang.
Pertimbangan ini juga dilihat berdasarkan apa yang terjadi di negara-negara Barat dengan tingkat vaksinasi cukup tinggi, namun harus menerapkan karantina.
Namun kasus di Jepang ini unik karena kasus Covid benar-benar anjlok walaupun transportasi umum seperti kereta dan restoran penuh sejak kondisi darurat berakhir Oktober lalu.
Tag
Berita Terkait
-
Pasien Positif Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Bertambah jadi 208 Orang
-
Update Covid-19 Global: Setelah Beta, Ilmuwan Afrika Selatan Kembali Temukan Varian Baru
-
Pedes! Siti Fadilah Semprot Aturan PPKM level 3 Nataru: Supaya PCR Laku?
-
Heran Covid-19 Tiba-tiba Lenyap, Siti Fadilah Tantang Pemerintah Buka-bukaan Soal Ini
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi
-
Senjata Baru Taman Pintar Yogyakarta: T-Rex Anyar dan Zona Laut Imersif Demi Gaet Pengunjung