Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Senin, 29 November 2021 | 15:15 WIB
Sekda DIY Baskara Aji menyampaikan tentang varian baru COVID-19 Omicron di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (29/11/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Warga DIY diminta berhati-hati dengan munculnya varian baru COVID-19 Omicron. Sebab varian yang muncul di Afrika Selatan ini sudah menyebar ke berbagai negara seperti Inggris, Hongkong, Italia, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswanti, Nigeria, Angola hingga Zambia.

"Varian baru omricon ini jadi peringatan bagi kita untuk berhati-hati. Paling penting adalah protokol kesehatannya [dilakukan], mudah mudahan varian baru bisa ditangkal dengan vaksin yang ada. Mudah mudahan tidak ada orang yang bawa itu ke yogya, [omricon] ini kan dari afrika ya," ungkap Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (29/11/2021).

Menurut Aji, di DIY memang tidak ada pendaratan pesawat internasional ataupun pelabuhan dan perbatasan negara. Biasanya wisatawan asing atau pekerja migran Indonesia yang masuk ke DIY harus mendarat di bandara lain daerah sebelum masuk ke DIY.

Karenanya, adanya aturan perjalanan untuk masa karantina yang diperpanjang akibat munculnya varian baru Omricon sebenarnya, wisatawan luar negeri atau pekerja migran yang akan masuk ke kota ini harus mengikuti karantina 7 hari terlebih dulu di kota-kota lain.

Baca Juga: Varian Covid-19 Omicron Merebak di Afrika, Pimpinan DPR: Tutup Akses WNA!

Namun tetap saja, kehati-hatian diperlukan agar DIY tidak kecolongan masuk varian baru. Sebab tingkat penulrran Omicron cukup tinggi dan disebut mampu menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi alamiah dan vaksinasi.

Karena penerbangan internasional tidak masuk ke DIY, Pemda tidak akan menyediakan tempat karantina. Namun, wisatawan dari luar negeri yang masuk ke DIY tetap akan disaring untuk mengantisipasi penularan virus.

"DIY bukan jadi tempat penurunan langsung warga luar negeri sehingga karantina tidak dilakukan disini, tapi tetap harus waspada," ujarnya.

Aji menyebutkan, untuk mengantisipasi meningkatnya kasus COVID-19 di DIY, Pemda meminta kabupaten/kota untuk menyiapkan rumah sakit rujukan dan tenaga kesehatan (nakes) yang dibutuhkan. Apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (nataru), semakin banyak wisatawan yang datang ke kota ini.

Bila kasus bertambah, maka bed atau tempat tidur reguler bisa kembali digunakan untuk pasien COVID-19. Shelter-shelter juga disiapkan jika seandainya varian baru tersebut masuk ke DIY.

Baca Juga: Soal Muncul Virus Omicron, Ganjar: Yang Ditemukan Baru Delta, Omicron Belum

"Sarana dan prasarana yang ada kita siapkan. Beberapa shelter ada yang sudah kita tutup karena nggak ada penghuninya seperti UGM, UNY, BBWS. Kalau Hotel Mutiara kemarin belum dipakai," ungkapnya.

Aji menambahkan, saat ini Pemda tengah fokus menangani klaster-klaster baru yang muncul selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Termasuk gencar melakukan tes acak kepada siswa di berbagai sekolah.

Sekolah yang siswanya terkonfirmasi positif COVID-19 harus segera menghentikan PTM beberapa waktu. Sedangkan sekolah lain harus melakukan pengetatan aturan PTM agar tidak muncul klaster-klaster baru.

"Kita pantau dan kita melakukan pemetaan, laporan terakhir tentang tes sampel yang dilakukan itu diinformasikan ke pihak-pihak yang bersangkutan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More