Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Kamis, 02 Desember 2021 | 15:34 WIB
Ilustrasi minyak goreng. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Harga minyak goreng saat ini mencapai Rp19.000 per liternya. Kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok ini sudah terjadi sejak satu bulan yang harga awalnya Rp15.000.

Kepala Disperindag Kota Jogja Yunianto Dwisutono menyampaikan bahwa harga minyak goreng di seluruh Indonesia memang sedang melonjak. Itu dipicu pasokan crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku yang turun secara global.

"Sekarang pasokan CPO secara global sedang menurun sehingga harga minyak goreng naik," jelas dia dihubungi SuaraJogja.id, Kamis (2/12/2021).

Faktor lainnya ialah banyak produsen minyak goreng di Indonesia yang tidak berafiliasi dengan produsen CPO dan kebun sawit. Maka dampaknya harga minyak goreng terlalu bergantung dengan harga CPO.

Baca Juga: Belum Ada Izin, Pemkot Jogja Tunggu Pusat untuk Vaksinasi Dosis Ketiga

Upaya yang dilakukan guna menekan kenaikan harga minyak goreng, pihaknya telah melakukan pemantauan di pasar tradisional maupun toko modern.

"Kami bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sudah mengecek berapa harga minyak goreng baik yang dijual di pasar tradisional atau toko modern," terangnya.

Selanjutnya Kementerian Perdagangan akan meminta kepada produsen minyak goreng untuk menjualnya dalam bentuk kemasan bantal. Harganya pun jauh di bawah pasaran.

"Harga minyak goreng kemasan bantal sudah bisa dibeli di toko modern, harganya kurang lebih Rp14.000," katanya.

Sementara untuk stok minyak goreng kemasan bantal di pasar tradisional, katanya, belum ada. Disperindag Kota Jogja hanya bisa memantau.

Baca Juga: Satu Warga Kota Jogja Meninggal Akibat Demam Berdarah

"Kalau untuk kapan datangnya (minyak goreng kemasan bantal) di pasar tradisional belum tahu karena itu kan kebijakan pusat," ujar dia.

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan, sejauh ini ketersediaan dan distribusi tidak ada masalah meski harganya terus naik.

“Kalau dilihat, minyak goreng bukan persoalan pada stok barang, karena barang masih tersedia dan banyak. Harga terus naik dan masyarakat membelinya juga tidak seperti biasanya, hanya separuh-separuhnya, karena mereka tunggu harga turun,” kata Heroe.

Load More