Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Minggu, 05 Desember 2021 | 12:27 WIB
Ilustrasi inflasi. [Istimewa].

SuaraJogja.id - Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan inflasi pada November 2021. Itu seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat.

Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Miyono menyampaikan, berdasar hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi DIY bulan November 2021 berada pada level 0,45 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi September 2021 yang sebesar 0,24 persen (month to month/mtm). Secara tahunan inflasi DIY November 2021 berada pada level 2,06 persen (yoy), tertinggi selama tahun 2021.

"Dengan kondisi ini, secara kumulatif mulai Januari-November 2021, inflasi di DIY mencapai 1,57 persen (year to date/ytd)," papar Miyono dalam keterangan resminya, Minggu (5/12/2021).
 
Inflasi DIY November 2021 didorong baik oleh tarikan permintaan (demand pull) maupun dorongan penawaran (cost push). Dari sisi tarikan permintaan, peningkatan inflasi terjadi sejalan dengan meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat di Bulan November.

Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia mencatat level tertinggi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DIY selama pandemi di pada November 2021 yakni sebesar 141,7 poin. Tingkat optimisme saat ini hanya sedikit lebih rendah dibandingkan level optimisme masyarakat sebelum pandemi (2019 = 145,7 poin).

Baca Juga: Ditangkap, Siskaeee Tersangka Aksi Ekshibisionisme Tiba di Polda DIY

"Faktor utama peningkatan konsumsi, selain dampak penurunan status PPKM akhir Oktober lalu selaras dengan terkendalinya kasus Covid-19, juga ditopang oleh peningkatan aktivitas pariwisata di DIY," ujarnya.

Menurut google mobility index, secara rata-rata mobilitas pariwisata hanya lebih rendah 10,8 persen dari kondisi normal (baseline). Kondisi mobilitas di DIY saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang pandemi.

Lebih jauh, membaiknya konsumsi dan aktivitas pariwisata mendorong peningkatan harga komoditas pangan  antara lain telur ayam (20,8%; mtm) dan cabai merah (28,3%; mtm) serta tarif angkutan udara (2,6%; mtm).

"Dari sisi dorongan penawaran, faktor perbaikan ekonomi global yang berimbas pada kenaikan harga komoditas, mendorong peningkatan harga minyak goreng dan emas perhiasan. Komoditas minyak goreng melanjutkan tren inflasi sejak 1,5 tahun terakhir, seiring dengan tren kenaikan harga CPO global. Kenaikan harga CPO ini berimplikasi juga pada peningkatan harga komoditas turunan CPO seperti sabun dan produk-produk kimia lainnya," jelasnya.

Mencermati kondisi tersebut, BI DIY bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY memperkirakan tekanan inflasi masih akan berlanjut di akhir tahun dipengaruhi baik sisi permintaan maupun pasokan. Dari sisi permintaan, aktivitas konsumsi diperkirakan terus meningkat seiring momen akhir tahun dan Hari Keagamaan Besar Nasional (HKBN) yang mendorong permintaan komoditas pangan dan transportasi, khususnya transportasi udara.

Baca Juga: Siskaeee Terduga Pelaku Video Porno di YIA Tiba di Mapolda DIY, Begini Kondisinya

"Di sisi lain, faktor musiman pola tanam dan cuaca diperkirakan menyebabkan pasokan komoditas lebih terbatas," ujarnya.

Load More