SuaraJogja.id - Untuk memperingati hari AIDS sedunia pada 2022 mendatang. Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja akan mengintensifkan testing penyakit tuberculosis (TB). Testing akan menyasar kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi menuturkan, upaya tersebut dilakukan agar para ODHA terhindar dari potensi paparan penyakit TB. Penyakit ini, menurutnya, terbilang berbahaya yang senantiasa mengintai mereka.
"Deteksi dini TB ini juga menjadi salah satu upaya kami untuk memberikan bantuan penanganan kepada ODHA," ujar Heroe, Minggu (5/12/2021).
Penularan HIV/AIDS, sambung dia, tidak hanya diakibatkan karena perilaku manusia. Namun, ada juga dari penggunaan narkoba dan jarum suntik.
Baca Juga: Duh! Hingga 2021 Kemenkes Ungkap Ada 12.691 ODHA Anak
"Saya berharap ada kemauan pula dari para ODHA untuk memeriksakan status kesehatannya sendiri guna mencegah tingkat risiko penularan kepada orang lain," katanya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat Kota Jogja selalu disiplin menerapkan hidup sehat serta menghindari perilaku yang dapat menjadi potensi penularan virus HIV/AIDS.
"Warga Jogja diminta untuk menghindari perilaku yang bisa jadi potensi sumber penularan HIV/AIDS," tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja Emma Rahmi Aryani mengatakan bahwa pihaknya terus melibatkan segenap potensial sumber daya yang ada untuk peduli dan terlibat akan kesehatan ODHA melalui pelaksanaan penapisan TB.
"Kegiatan Tuberculosis Preventive Therapy (TPT) ini dimulai dengan pelatihan untuk petugas di Puskesmas. Lalu mereka rutin melakukan yang screening dengan mobile rontgen pada ODHA," jelasnya.
Baca Juga: Jumlah ODHA di Indonesia Tembus 543.000, Kemenkes Ungkap HIV Sudah Jadi Epidemi
Screening dengan mobile rontgen ini dilakukan tiap Sabtu dan terpusat di Grha Pandawa dengan sasaran 100 ODHA.
"Kami juga melakukan pemeriksaan secara mobile di lokasi yang rawan terhadap penularan," kata Emma.
Pencegahan TB kepada ODHA dilakukan dengan program terapi profilaksis. Penanganan juga dilakukan dengan memberikan obat antiretroviral (arv) secara rutin.
"Pasien HIV/AIDS harus mengonsumsi obat secara rutin agar mereka bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Pengobatan ini ditujukan untuk keselamatan mereka," ujarnya.
Dengan penanganan yang baik, Emma berharap para ODHA di Kota Yogya bisa mendapat suntikan semangat, dalam melanjutkan kehidupan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Penggugat Tolak Mediasi Soal Ijazah Jokowi di PN Sleman, Kuasa Hukum UGM Bilang Begini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?