SuaraJogja.id - Pakar Seismologi UGM Ade Anggraini menyebut masyarakat seharusnya sudah tidak hanya bergantung dari pemberian informasi oleh pihak berwenang saja terkait dengan potensi bencana alam di wilayahnya. Melainkan bisa lebih mengedepankan kearifan lokal sebagai bagian dari mitigasi bencana itu sendiri.
"Jadi pengetahuan masyarakat, kita sering menyebut sebagai kearifan lokal. Itu menurut saya yang juga harus dikedepankan. Jadi tidak perlu kita tergantung pada informasi yang datang dari atas (otoritas terkait) tapi kita bisa mandiri mengolah informasi yang dilihat langsung di lapangan dan merespon informasi itu secepat mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing," kata Ade kepada awak media di Auditorium FMIPA UGM, Senin (6/12/2021).
Ade menerangkan bahwa sains dan teknologi ada dalam usaha untuk meminimalisir bencana yang diakibatkan oleh fenomena alam salah satunya letusan gunung api. Namun lebih dari itu ada hal yang tidak boleh dilupakan begitu saja.
Dalam hal ini adalah yang akan merespon informasi tadi atau yang akan terdampak langsung yakni manusia itu sendiri. Mulai dari otoritas pemangku kebijakan hingga masyarakat secara umum.
Baca Juga: Pakar Vulkanologi UGM: Ada Peningkatan Kegempaan di Gunung Semeru Sebelum Erupsi
"Baik itu manusia yang kerja di PVMBG atau manusia yang akan menerima informasi dari PVMBG di BPBD, dan juga manusia yang nanti akan menerima informasi ini yang ada di lapangan yaitu masyarakat awam," ungkapnya.
Respon dari masyarakat itu kemudian akan menentukan sekaligus mengevaluasi sistem yang telah dibangun oleh pengambil kebijakan. Apakah memang benar-benar efektif atau justru masih harus ada perbaikan lagi.
"Respon masyarakat terhadap informasi itu yang itu sebetulnya menentukan apakah sistem yang sudah dibangun oleh otoritas itu akan berhasil atau tidak. Artinya harus ada pemahaman yang sama di antara kita semua ini bahwa informasi yang disampaikan itu untuk menyelamatkan kita," tegasnya.
Ia mengambil contoh Gunung Merapi yang hingga saat ini masih berstatus Siaga atau level 3. Aktivitas yang masih terus berlangsung hingga saat ini sudah seharusnya menjadi perhatian bersama.
Tidak perlu lantas menunggu keputusan atau aturan lebih jauh dari pemerintah daerah setempat. Tapi mengedepankan kesadaran masing-masing merespon kondisi yang ada.
Baca Juga: Pakar UGM Ingatkan Bahaya Banjir Bandang Pasca Erupsi Gunung Semeru
"Jadi kalau kemarin kasus Semeru tidak tahu persis kejadian di sana tapi ambil contoh Merapi yang dekat. Beberapa hari lalu terjadi aliran lahar yang juga cukup besar kemudian direspon dengan adanya aturan baru dari Pemda bahwa selama beberapa hari ke depan akan ada tanggap darurat lahar," ujarnya.
Berita Terkait
-
Indonesia di Ambang Bencana Megathrust? Ini Daftar 13 Wilayah Paling Terancam
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
Terjadi Musim Pancaroba Selama Periode Lebaran, Pengelola Wisata Diminta Siapkan Mitigasi Bencana
-
Jakarta dan Jawa Barat Masih Berpotensi Hujan Sampai 1 April, BNPB Lakukan Rekayasa Cuaca
-
Pemerintah Bentuk Tim Mitigasi, Cegah Banjir Besar Jabodetabek dan Cianjur Terulang
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat