SuaraJogja.id - Pakar UGM mengingatkan adanya bahaya sekunder atau bahaya tidak langsung yang diakibatkan dari erupsi Gunung Semeru. Selain erupsi guguran awan panas yang terjadi pada tanggal 4 Desember lalu, terdapat potensi bahaya sekunder seperti banjir bandang yang membawa material vulkanik di daerah hulu.
“Erupsi selesai, potensi ancaman bencana masih ada. Bulan Desember, Januari, dan Februari kita perlu memperhatikan potensi aliran lahar dan juga erupsi susulan,” ucap Dosen Fakultas Geografi UGM Danang Sri Hadmoko dalam konferensi pers di Auditorium FMIPA UGM, Senin (6/12).
Ia menerangkan, fenomena La Nina memunculkan potensi hujan tinggi sehingga masyarakat yang berada di area sungai yang berhulu di Gunung api Semeru perlu waspada. Masyarakat juga harus menghindari aktivitas dalam radius bahaya yang sudah ditetapkan oleh otoritas setempat.
“Beberapa sungai yang berhulu di Semeru itu perlu diwaspadai, supaya ketika terjadi aliran lahar di bagian tengah dan hilir yang banyak pemukiman bisa terselamatkan,” ucapnya.
Baca Juga: Pakar Vulkanologi UGM Ungkap Penyebab Erupsi Gunung Semeru, Akibat Curah Hujan Tinggi
Menurutnya, terdapat pula potensi material yang masih panas sehingga proses evakuasi perlu dilakukan dengan hati-hati dan melibatkan pihak-pihak yang memahami kondisi gunung api.
Warga di sekitar area erupsi dianjurkan untuk selalu menggunakan masker dan kacamata pelindung untuk menghindari bahaya kesehatan akibat abu vulkanik yang mempunyai kandungan silika dan berukuran mikro.
Pakar Geofisika UGM Wahyudi menerangkan bahwa sejak tahun 2012 sebenarnya Gunung Semeru telah dinyatakan memiliki status Level 2 atau Waspada. Kemudian pada September 2020 mulai teramati aktivitas berupa kepulan asap putih dan abu-abu setinggi 200-700 m di puncak Semeru.
Aktivitas serupa berlanjut di Oktober 2020 setinggi 200-1000 m, dan pada 1 Desember 2020 terjadi awan panas sepanjang 2 - 11 km ke arah Kobokan di lereng tenggara. Pada 90 hari terakhir, tampak adanya peningkatan aktivitas kegempaan, terutama gempa erupsi.
“Ada yang mencapai 100 kali per hari, ini sudah bisa dijadikan prekursor terjadinya erupsi yang lebih besar,” kata Wahyudi.
Baca Juga: Tanggap Bencana Erupsi Gunung Semeru, UGM Terjunkan Tim DERU, Mapagama dan Menwa
Menurut Wahyudi, guguran kubah lava yang dipicu tingginya curah hujan menyebabkan terjadinya luncuran awan panas yang jarak luncurannya cukup jauh, yaitu mencapai 11 km. Secara saintifik, curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan ketidakstabilan pada endapan lava.
“Pada beberapa kasus, faktor eksternal seperti curah hujan yang tinggi memang bisa menyebabkan thermal stress dan memicu ketidakstabilan dalam tubuh kubah lava. Kubah lava sudah tidak stabil, dipicu hadirnya curah hujan tinggi menyebabkan adanya longsor,” terangnya.
Untuk mengetahui faktor dominan penyebab erupsi pada tanggal 4 Desember lalu, menurutnya perlu dilakukan analisis data secara terintegrasi yang mencakup data gempa vulkanik, deformasi, gas, dan data curah hujan secara temporal dalam beberapa bulan terakhir. Data-data tersebut dikorelasikan dengan kejadian, baik guguran dengan magnitude kecil maupun magnitude besar.
Berita Terkait
-
Gunung Semeru Erupsi, BNPB: Jangan Sampai ada Masyarakat di Area Ini, Masih Berbahaya!
-
Warga Pekalongan Raya Kirim Telur Asin dan Bawang Merah Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru
-
Jangan Asal! Ini 7 Cara Membersihkan Abu Vulkanik di Dalam Rumah, Jangan Pakai Sapu!
-
Darurat Erupsi Gunung Semeru, Sejumlah Gedung Sekolah Disiapkan Jadi Lokasi Pengungsian
-
Bantu Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru, IDAI Siapkan Relawan Dokter Spesialis Anak
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Objek Diduga KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Dekat Jalur Vital Suplai Energi Bali
-
7 Mobil Bekas Murah Favorit Keluarga: Muat Banyak, Irit BBM dan Mudah Perawatan
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harganya Tembus Rp 1.901.000/Gram
-
Pemain Keturunan Rp 11,3 Miliar Jadi Filosofi Nomor Punggung 21 Jordi Amat, Siapa?
-
Perbedaan Usaha PSSI dan Menpora Mau Gelar Liga Putri Secepatnya
Terkini
-
Janjian Tawuran Subuh, Geng V vs M Bikin Geger Lowanu, 10 Ditangkap, Celurit-Pedang Jadi Bukti
-
Diplomat Muda Kemlu Tewas Terlilit Lakban: Kisah Heroiknya Selamatkan WNI di Zona Konflik Terungkap
-
BRI Salurkan BSU Rp1,72 Triliun untuk 2,8 Juta Pekerja Guna Dongkrak Daya Beli Masyarakat
-
Kematian Janggal Diplomat Muda Arya Daru: Keluarga Ungkap Sosoknya yang Bikin Kagum
-
Wapres Kagum saat PSM UAJY 'Ngamen' di Alun-Alun Selatan Jogja, Personel Dapat Dukungan Tak Terduga