SuaraJogja.id - Hama tikus kini mulai merajalela di Kabupaten Gunungkidul. Ribuan tikus kini menyerang lahan pertanian di wilayah kehutanan yang dibudidayakan petani. Bayangan krisis pangan tahun 1963 atau zaman Gaber di wilayah ini masih membekas di benak para petani.
Pasalnya, hama ini menyerang tanaman jagung sejak masih dalam kondisi baru ditanam dan masih berupa benih. Benih jagung yang baru ditebar oleh petani, pada malam hari banyak yang hilang dibawa oleh tikus ke dalam lubang sarangnya.
Tak sedikit petani yang terpaksa harus menanam kembali (sulam), sehingga harus membeli bibit lagi.
Saat ini, tanaman jagung petani yang lolos dari serangan sudah berumur sekitar 30 hari, tingginya baru sekitar 1 meter, tapi rupanya tikus masih juga menyerang. Tikus akhirnya menghantam batang jagung. Setiap pagi banyak batang jagung berserakan karena ditebang oleh tikus.
Baca Juga: Puluhan Warga Nglipar Tertipu Program Ternak Kemitraan yang Diluncurkan Bupati Gunungkidul
"Saya pernah sengaja melihat aksi tikus di malam hari, mereka berdiri kemudian menggigiti batang jagung sampai roboh, kemudian pindah ke batang jagung lainnya, yang roboh tidak dimakan," terang Sutopo(43), warga Padukuhan Tanjung, Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, Kamis (9/12/2021).
Sutopo mengaku, saat ini hampir 40 persen tanaman jagungnya yang mati karena ditebang tikus. Padahal dulu dia sempat menyulam tanaman jagungnya sampai habis dua kantong benih. Jenis tikus yang menyerang ada empat jenis, tikus kecil(pithi), tikus dada putih, tikus rumah dan tikus besar(wirok).
Hal senada disampaikan oleh Sagiran (55) warga Padukuhan Sawahan, Kalurahan Bleberan, dia mengaku sempat menyulam tanaman jagungnya sampai habis tiga kantong. Tak hanya itu, tikus juga menyerang tanaman yang berhasil tumbuh. Bahkan akibat serangan tikus tersebut tanaman yang ia budidayakan tidak bisa panen.
"tikus tidak hanya menyerang tanaman jagung, tapi juga padi, dan ketela(banggal) yang baru saja ditanam,"ungkap dia.
Mitos Prajurit Ratu Selatan
Baca Juga: PPKM Level 3, Bupati Gunungkidul Pastikan Objek Wisata Tetap Buka Saat Libur Nataru
Hanya saja, pemberantasan tikus di Gunungkidul masih terkendala dengan mitos yang masih berkembang. Sebagian masyarakat masih menganggap tikus adalah perwujudan dari Prajurit Ratu Selatan. Di mana mereka dikerahkan tahun 1963 sehingga terjadilah zaman Gaber.
"Jika kami membasmi tikus takutnya nanti yang menyerangnya semakin bertambah banyak,"ujar Padmo, warga Padukuhan Tanjung Kalurahan Bleberan Kapanewon Playen.
Karena takut dengan serangan tikus yang menggila maka petani lahan kehutanan lebih memilih berpindah tempat. Jika sebelumnya mereka menanam di sepanjang garis pantai kini memilih ke wilayah utara di Kapanewon Playen ataupun Paliyan.
Zaman Gaber tercatat pernah terjadi tahun 1963 lalu di mana saat itu makan sangat sulit. Saat zaman gaber terjadi, beras menjadi barang sangat langka dan susah didapat. Banyak orang tidak bisa membeli beras karena kalau ada harganya mahal sekali.
Orang-orang desa yang kekurangan pangan pada pergi ke kota Wonosari, ibukota Kabupaten Gunungkidul. Mereka mencari kerja agar bisa makan.
Zaman gaber terjadi sebenarnya bukanlah karena wilayah Gunungkidul yang tandus atau curah hujan kurang. Wilayah tandus di Gunungkidul hanya terbentang di wilayah pegunungan bagian selatan. Daerah utara yang membentang dari barat sampai ke timur adalah tanah subur dengan kedalaman top soil yang masih lebar, lebih dari satu meter.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
5 Rekomendasi Parfum Murah Wangi Tahan Lama, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
APBN Bakal Tekor Imbas Beban Subsidi Listrik Terus Melonjak
-
Spesifikasi dan Harga Robot Polisi yang Viral di HUT ke-79 Bhayangkara
-
5 Sepatu Lokal Mulai Rp50 Ribuan yang Wajib Dikoleksi, Modis buat Tunjang Aktivitas
Terkini
-
Susi Air Buka Rute Baru: Yogyakarta-Karimunjawa, Liburan Jadi Lebih Sat Set!
-
Tol Jogja-Solo Segmen Klaten-Prambanan Resmi Beroperasi Penuh, Sementara Masih Tanpa Tarif
-
Ditertibkan demi Sumbu Filosofi, Kridosono Kini Bebas Reklame Raksasa
-
Ledakan 3 Kali, Sumur Bau BBM, Warga Yogyakarta Tolak Mentah-Mentah SPBU Letjen Suprapto Beroperasi
-
Niat Ujian di UGM Berujung Nestapa: Remaja Bandung Kemalingan di Masjid Sleman