Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Selasa, 14 Desember 2021 | 12:46 WIB
Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (cagarbudaya.kemdikbud.go.id).

SuaraJogja.id - Negara Republik Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Presiden yang pada saat itu membacakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno dengan didampingi Drs. Mohammad Hatta.

Sebelum kemerdekaan itu dikumandangkan, rakyat Indonesia mengalami perjuangan sejarah yang cukup panjang.

Para penjajah datang bergantian demi mengeruk harta alam milik tanah air Indonesia.

Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

Baca Juga: Tugas PPKI, Lengkap dengan Isi Sidang Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia

Belanda mendirikan kongsi dagang Hindia Timur Belanda yang memiliki hak istimewa di Indonesia bernamakan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Belanda kemudian memonopoli perdagangan Indonesia, melakukan penindasan hingga pemerasan kepada rakyat Indonesia.

Kemudian VOC dibubarkan, akan tetapi penindasan Belanda terhadap Indonesia terus berlanjut tiada henti.

Para tokoh Indonesia juga tak berhenti melakukan perlawanan hingga banyak dari mereka yang gugur di medan perang.

Sampai pada akhirnya setelah 150 tahun menjajah Indonesia, Belanda berhenti melakukan penjajahan.

Baca Juga: Penting! Tugas BPUPKI dalam Persiapan Kemerdekaan

Akan tetapi pada tahun 1942, melalui perjanjian Linggarjati, Belanda justru menyerahkan Indonesia ke tangan Jepang tanpa persyaratan.

Lagi lagi ditanah kelahirannya sendiri, Indonesia kembali dijajah oleh bangsa asing.

Jepang Mengalami Kekalahan

Jepang mengalami goncangan kekalahan akibat bom yang dicetuskan Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945 di Kota Hiroshima dan 9 Agustus 1945 di Kota Nagasaki.

Melihat Jepang sedang kalang kabut oleh serangan Amerika Serikat, para tokoh Indonesia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memerdekaan Negara Indonesia.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, tiga tokoh nasional Indonesia yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat menghadiri undangan dari Panglima tentara besar Jepang di Asia Tenggara bernama Jenderal Terauchi untuk pertemuan di Dalat, Vietnam Selatan.

Dalam pertemuan ketiga tokoh di Dalat tersebut, Jenderal Terauchi menyampaikan beberapa hal kepada mereka terkait dengan Indonesia, yakni :

1. Pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

2. Untuk melaksanakan kemerdekaan maka dibentuk Panitia Persatuan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

3. Pelaksanaan secepat mungkin akan dilaksanakan setelah semua persiapan selesai dilakukan dan secara berangsur angsur dari Pulau Jawa kemudian disusul dengan pulau pulau yang lainnya.

4. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.

Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang akhirnya menyatakan menyerah kepada sekutu.

Perbedaan Keputusan Persiapan Kemerdekaan

Sepulangnya dari Dalat, Soekarno dan Mohammad Hatta diantarkan oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk menemui Kepala Staff tentara Angkatan Darat XVI yang menjadi Kepala Pemerintahan Militer Jepang di Hindia Belanda, Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto.

Namun Jenderal Moichiro Yamamoto menolak pertemuan dan mengutus Kepala Departemen Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang, Mayor Jenderal Otoshi Nishimura untuk menggantikan menemui Soekarno dan Moh. Hatta.

Dalam pertemuan terdapat perbedaan keterangan mengenai kemerdekaan Indonesia, dimana Nishimura justru mengungkapkan bahwa Jepang tidak dapat memberikan kemerdekaan Indonesia, berlawanan dengan keterangan Jenderal Terauchi di Dalat.

Peristiwa Rengasdengklok

Di sisi lain para golongan muda yang mengetahui kondisi Jepang mulai menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

Para golongan muda yang terdiri dari Syutan Syahrir, Wikana, Sukarni, Chairul Saleh, Adam Malik, Muwardi, dan B.M Diah menemui Soekarno dan Mohammad Hatta yang baru pulang dari Dalat.

Di sini terjadi perdebatan sengit antara golongan tua yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Moh. Yamin, dan Iwa Kusumasumantri dengan para golongan muda.

Para golongan tua menginginkan kemerdekaan Indonesia tetap dilakukan secara teratur bersama dengan PPKI, akan tetapi golongan muda justru menolak keterlibatan PPKI karena dianggap buatan Jepang.

Para golongan muda menginginkan kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan.

Karena tidak terjadi kesepakatan, akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda ini nekat menculik Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok dan mendesak mereka untuk segera melakukan proklamasi.

Kesepakatan pun terjadi dengan janji esok hari tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno akan mengumumkan kemerdekaan Indonesia setelah ia dan rombongan dikembalikan ke Jakarta.

Persiapan Pembuatan Teks Proklamasi

Soekarno dan Mohammad Hatta akhirnya ke rumah Laksamana Maeda, untuk melakukan rapat persiapan teks proklamasi.

Penyusunan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo dengan disaksikan Sukarni, B.M Diah Sudiro dan Sayuti Melik.

Meski sempat menuai perdebatan akibat pendapat dari Shigetada Nishijima, akhirnya teks proklamasi berhasil dirumuskan kemudian diketik oleh Sayuti Melik di mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler.

Pembacaan Teks Proklamasi

Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno didampingi Drs. Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.

Berikut isi teks Proklamasi. 

Proklamasi

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya.

Kontributor : Jeffri Jeff

Load More