Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 20 Desember 2021 | 21:45 WIB
Kunjungan Menteri PPPA di Pondok Pesantren Ansarulloh Gunungkidul. [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Senin (20/12/2021) siang, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Bintang Puspayoga mengunjungi Pondok Pesantren Ansarulloh di Padukuhan Siyono Kalurahan Logandeng Kapanewon Playen Kabupaten Gunungkidul. Pondok Pesantren tersebut memang dilaporkan melakukan kekerasan terhadap santri.

Bahkan sampai saat ini dikabarkan ada 29 orang santri yang melarikan diri dari Pondok Pesantren. Beredar kabar mereka melarikan diri karena aksi kekerasan yang dialami selama menempuh pendidikan keagamaan di Pondok Pesantren tersebut.

Pimpinan Pondok Pesantren Ansarulloh, Ahmad Fauzan membantah tidak ada kekerasan di lembaga yang ia pimpin. Namun jika ada santri yang melarikan diri ia membenarkan kabar tersebut. Namun dari 29 yang melarikan diri, sebenarnya hanya 2 orang yang melarikan diri dan sisanya dijemput oleh orangtua masing-masing.

"Sebenarnya hanya 2 orang yang melarikan diri. Terus untuk melegitimasi aksi mereka, terus membuat cerita yang tidak-tidak,"ujar Ahmad Fauzan, Senin.

Baca Juga: Menteri PPPA Kunjungi Ponpes di Gunungkidul yang Diduga Banyak Santrinya Alami Kekerasan

Menurut Fauzan kabar kekerasan tersebut hanya dilebih-lebihkan. Jika ada kabar santri yang sengaja diminta untuk berantem satu-satu, sebenarnya tidaklah demikian. Karena para santri tengah berlatih bela diri di mana pelajarannya adalah bertarung satu-satu dan itupun ada batas yang boleh dipukul ataupun tidak.

Kemudian terkait kabar penyembuhan ketergantungan narkoba dengan metode daun dipukul-pukulkan, ia membenarkan. Metode yang digunakan memang memukulkan daun bidara ke tubuh pemakai narkoba sebagai terapi pengobatan.

"Itu saja hanya pelan-pelan. Tidak kayak menyiksa itu,"paparnya.

Fauzan menambahkan santri di Pondok Pesantren Ansarulloh berjumlah 190 orang di mana 90 persennya merupakan santri korban gempa Sulawesi Tengah. Mereka berasal dari Kabupaten Sigi, Palu dan Donggala. Mereka menempuh pendidikan di pondok pesantren tersebut secara gratis.

Selain 29 orang yang meninggalkan pondok pesantren, Fauzan mengungkapkan ada 50 santri lain yang terpaksa pulang ke Sulawesi Tengah. Pasalnya Data Dapodik mereka belum dicabut oleh Dinas Pendidikan setempat sehingga mereka tidak mengikuti ujian di Gunungkidul.

Baca Juga: BMKG: Hujan Merata di Wilayah DIY, Waspada Potensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi

"Otomatis kita membiayai mereka pulang dan kembali lagi ke sini,"tambahnya.

Menteri PPA, Bintang Puspayoga membenarkan kunjungan ke Pondok Pesantren Ansarulloh tersebut karena ada kabar 29 orang santri pergi tanpa pamit dari Pondok Pesantren diduga karena mengalami kekerasan. Namun ternyata setelah pihaknya melakukan assesment justru menyebutkan tidak ada kekerasan.

"Kita justru patut Apresiasi ke Pondok Pesantren yang sudah perduli dengan korban gempa,"terang dia.(

Kontributor : Julianto

Load More