Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 22 Desember 2021 | 14:36 WIB
Ruang tunggu keberangkatan Bandara YIA tampak sepi penumpang, Sabtu (4/4/2020) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pelaksana Tugas Sementara (PTS) Bandara YIA, Agus Pandu Purnama menyatakan bakal mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat operasional bandar udara di Kulon Progo itu masih sepi. 

"Sekarang sedang kita hitung kebutuhan minimum pegawai disesuaikan dengan jumlah penumpang. Terus terang seharusnya hal ini (pengurangan tenaga kerja) sudah dilakukan pada tahun 2020 lalu. Namun karena suatu hal kami masih bertahan agar tidak ada karyawan yang selesai dulu kontraknya," kata Pandu saat dikonfirmasi awak media, Rabu (22/12/2021).

Saat ini, disampaikan Pandu, jawatannya masih melakukan pendataan lebih lanjut mengenai jumlah karyawan yang akan habis masa kontraknya. Berdasarkan aturan yang disepakati masa kontrak para karyawan itu akan berakhir pada 31 Desember 2021 nanti.

Ia memastikan rencana pengurangan karyawan Bandara YIA ini bukan dengan status dirumahkan atau bahkan melakukan PHK. Namun memang tidak ada perpanjangan kontrak bagi sejumlah karyawan bandara yang terletak di Kapanewon Temon itu. 

Baca Juga: Jelajah Taman Sungai Mudal, Destinasi Wisata Alam di Kulon Progo yang Menawan

"Jadi sebetulnya kontraknya itu kan sudah ada masanya, misal seperti tahun ini pada 31 Desember kontrak itu akan selesai. Jadi ini (pengurangan karyawan) berdasarkan kontrak, bukan dirumahkan atau PHK. Melainkan tidak melanjutkan kontrak," ungkapnya.

Ditanya terkait jumlah karyawan yang akan habis masa kontraknya tahun ini, Pandu mengaku masih belum bisa membeberkan angkanya secara pasti. Pendataan masih akan dilakukan terlebih dulu mengenai hal tersebut.

"Untuk saat ini jumlahnya (karyawan habis masa kontrak) saya belum bisa merilis," ucapnya. 

Pandu tidak memungkiri bahwa pengurangan karyawan memang bertujuan untuk lebih menekan lagi kerugian dari Bandara YIA selama pandemi Covid-19. Pasalnya selama pandemi yang berlangsung sekitar dua tahun terakhir pendapatan YIA tidak pernah mencapai target.

"Keuangan kami memang sedang merugi. Prediksi kami untuk menyeimbangkan antara pendapatan dengan pengeluaran itu kalau bisa mendapat diangka 10 juta penumpang per tahun," tuturnya.

Baca Juga: Angka Gangguan Jiwa di Kulon Progo Tertinggi di DIY dan Peringkat Dua Nasional

"Namun tahun 2020 kemarin kami hanya dapat 980 ribu penumpang saja. Dengan begitu artinya pendapatan kami hanya terhitung 10 persen. Bahkan tahun ini saja kami baru mencapai 1,2 juta orang, padahal targetnya adalah 10 juta penumpang," sambungnya.

Pandu menjelaskan rencana untuk tidak melakukan perpanjangan kontrak para karyawan atau pegawainya itu masih berada di dalam pembahasan. Kendati demikian, ia berharap karyawan yang nantinya memang benar tidak mendapat perpanjangan kontrak bisa menerima keputusan itu.

"Sebetulnya saya sedih jika nanti keputusannya ada temen-temen kita karyawan yang sudah berkontribusi positif kepada AP 1 terpaksa tidak dilanjutkan," terangnya.

Menurut Pandu, keputusan perpanjangan atau tidak masa kontrak karyawan itu memang merupakan satu langkah dari sebuah korporasi. Bukan hanya di Bandara YIA saja melainkan bisa juga terjadi di bandara lain.

"Ini bukan karena tega-tegaan. Melainkan kami tetap ingin berlangsung hidup di Kulon Progo dan bisa menjaga pelayanan prima kepada pengguna jasa. Jadi perlu diketahui ini merupakan langkah-langkah korporasi dan berlaku di seluruh bandara, tidak hanya YIA," tandasnya.

Load More