SuaraJogja.id - Harga gas LPG non subsidi ukuran 5,5 kilogram di Kota Jogja tembus Rp78.000. Padahal sebelumnya harganya Rp68.000, dengan demikian naik Rp10.000.
Penyebab kenaikan ini lantaran Pertamina melakukan penyesuaian terhadap tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun ini. Pada November lalu, harga CPA LPG mencapai US$ 847 per metrik ton. Harga tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021.
Seorang ibu rumah di Mantrijeron, Kota Jogja bernama Dalimah mengeluhkan kenaikan gas LPG non subsidi tersebut meski ekonominya golongan menengah ke atas. Menurutnya, budget untuk belanja bulanan pun membengkak.
"Gas itu kan biasa saya pakai untuk masak sehari-harinya. Uang untuk beli gas per bulannya bisa bertambah, apalagi ini masih pandemi," ujar Dalimah kepada SuaraJogja.id, Senin (27/12/2021).
Baca Juga: Harga LPG Non Subsidi Naik, Bagaimana Dengan Gas Melon?
Dia menyebut, gas ukuran 5,5 kilogram hanya bisa digunakan kurang lebih selama 15 hari. Pasalnya, jumlah anggota keluarganya cukup banyak dan kerap memasak untuk makan sehari-hari.
"Saya jarang beli makan di luar, lebih puas dan senang kalau masak di rumah sendiri. Tapi kalau harganya naik begini, sebulan bisa dua atau tiga tabung gas yang ukuran 5,5 kilogram," paparnya.
Ibu rumah tangga lainnya, Hartini mengatakan, tidak menutup kemungkinan dia akan beralih menggunakan gas melon ukuran 3,5 kilogram menyusul kenaikan LPG non subsidi.
"Bisa saja nanti ke depannya enggak pakai gas ukuran 5,5 kilogram dan ganti dengan ukuran yang lebih kecil," katanya.
Ia berharap pemerintah bisa melakukan intervensi agar harga LPG non subsidi turun.
Baca Juga: Perhatian! Elpiji Non Subsidi Naik Harga, Segini Kisarannya
"Ya harapannya ada kebijakan apa gitu dari pemerintah supaya yang non subsidi ini turun," ujarnya.
Selain itu, LPG non subsidi ukuran 12 kilogram juga meningkat drastis dari Rp142 ribu jadi Rp167 ribu per tabungnya.
Berita Terkait
-
Berapa Gaji Prabu Revolusi? Punya Jabatan Moncer Meski Dicopot sebagai Dirjen Komdigi
-
Pakar Sebut Pertamax Bukan Penyebab Kerusakan Mobil yang Viral di Cibinong
-
Beda Gaji Prabu Revolusi di Dirjen Komdigi vs Komisaris Kilang Pertamina, Kini Baru Dicopot Meutya Hafid
-
Jabatan Prestisius Prabu Revolusi Meski Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi
-
Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali