SuaraJogja.id - Memasuki semester dua tahun ajaran 2021/2022 yang akan dimulai 3 Januari, Pemkot Yogyakarta tidak akan langsung menerapkan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas penuh 100 persen meskipun sudah memenuhi syarat untuk menjalankan kebijakan tersebut.
“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) tidak akan langsung dilakukan secara full, tetapi bertahap dulu. Maksimal sekitar 70 persen,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk kehati-hatian Pemerintah Kota Yogyakarta karena potensi penularan COVID-19 masih ada, sehingga diperlukan semacam simulasi untuk mengetahui berbagai kendala penerapan protokol kesehatan yang dimungkinkan terjadi apabila menjalankan PTM dengan kapasitas penuh.
Dengan dilakukan secara bertahap, Heroe juga berharap guru pun bisa beradaptasi dengan kondisi baru saat ada lebih banyak siswa yang masuk sekolah.
Pada semester pertama 2021/2022, sekolah di Kota Yogyakarta menerapkan PTM dengan kapasitas maksimal 50 persen siswa dan jam pelajaran terbatas sekitar dua jam di sekolah.
“Memasuki semester dua ini, jam pelajaran sudah ditambah. Diizinkan hingga enam jam pelajaran. Tentunya, ada beberapa penyesuaian aturan yang harus dilakukan,” katanya.
Ia pun meminta sekolah untuk memastikan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan, seperti jumlah hand sanitizer dan kesiapan satgas di sekolah.
“Dengan menerapkan kapasitas 70 persen, maka dimungkinkan ada satu meja yang sudah diisi dua siswa. Tentu harus ada pengetatan protokol kesehatan,” katanya.
Penerapan PTM dengan kapasitas maksimal 70 persen tersebut, lanjut Heroe, akan terus dievaluasi dan baru akan ditambah hingga 100 persen apabila sekolah dinyatakan siap.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen di Karimun Dimulai Besok
“Mungkin baru akan dimaksimalkan hingga 100 persen setelah beberapa pekan atau bahkan bulan. Kami akan lihat bagaimana perkembangannya,” katanya.
Sekolah pun, menurut dia, tetap diwajibkan menyelenggarakan pembelajaran secara hybrid, karena masih ada 30 persen siswa yang harus belajar secara daring dari rumah.
Penerapan PTM dengan kapasitas terbatas 70 persen tersebut, katanya, diutamakan dilakukan di sekolah yang sisanya sudah mendapat vaksinasi. “Bisa di kelas 6 SD dan SMP yang siswanya sudah divaksinasi,” katanya.
Sementara bagi siswa jenjang TK maupun SD diimbau tetap mengutamakan pembelajaran daring, kecuali sudah menjalani vaksinasi COVID-19.
“Kami akan percepat proses vaksinasi untuk anak 6-11 tahun, memasuki semester baru ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Budi Ashrori mengatakan sekolah di Yogyakarta memenuhi syarat untuk menjalankan PTM dengan kapasitas penuh, 100 persen saat semester dua.
Berita Terkait
-
Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen di Karimun Dimulai Besok
-
PTM 100 Persen Segera Dilakukan, KPAI Minta Pemerintah Percepat Program Vaksinasi Anak
-
KPAI: Hampir 21 Persen Sekolah di 8 Provinsi Belum Punya Infrakstruktur Tunjang PTM
-
Disdukbud Balikpapan Bolehkan PTM Digelar 100 Persen, Tapi dengan Syarat
-
Seluruh Kecamatan di Balikpapan Diklaim Sudah Zona Hijau, PTM Disebut bakal Digelar Penuh
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
-
Danantara Gaet Perusahaan China Garap Proyek Smelter Nikel Milik INCO Senilai Rp23 Triliun
-
Batal Lawan Kuwait! Timnas Indonesia Akhirnya Temukan Lawan Baru
-
Rupiah Terjun Bebas ke Rp16.368, Paling Merana di Asia Hari Ini
Terkini
-
Dosen UGM Tersandung Kasus Stem Cell Ilegal: Praktik Terlarang Terbongkar
-
Dua Guru SMPN 3 Berbah Ikut Alami Gejala Keracunan usai Diduga Santap MBG
-
Seni Bertemu Data: Pameran 'Life Behind Data' Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Indonesia di Jogja
-
Ratusan Siswa SMPN 3 Berbah Keracunan Massal Usai Santap Makanan Bergizi Gratis
-
Jogja Bangun Website Terpadu: RT/RW Terlibat, Data Makro & Mikro Jadi Satu