Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 04 Januari 2022 | 18:22 WIB
Beredar informasi Alun-alun Utara dijual di situs next Earth.

SuaraJogja.id - Beredar informasi di dunia maya Alun-alun Utara yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Keraton Yogyakarta dijual dengan nilai yang fantastis.

Seperti yang diungkapkan oleh Eka Haryanta, warga Srimartani Kapanewon Piyungan Kabupaten Bantul yang sering bermain game virtual. Ia mengaku tercengang ketika melihat Alun-alun Utara dijual dalam situs next earth oleh pemilik akun Yofhiant sebesar 240 USDT.

"Kaget juga, kemarin saya jumpai dijual 254,31 USDT,"ujar Eka, Selasa (4/1/2022).

Eka juga menemukan postingan di twiter @ridlwandjogja di mana ia menampilkan postingan mau beli alun alun utara di metaverse jebul sudah keduluan ada yang ambil. Untuk meyakinkan, ridlwan menampilkan screenshot harga jual alun-alun utara.

Baca Juga: 9 Potret Prewedding Roro Fitria, Usung Konsep Keraton Yogyakarta

Beredar informasi Alun-alun Utara dijual di situs next Earth.

Eka mengaku heran dengan Alun-alun Utara yang dijual meskipun hanya berdasarkan virtual map. Eka mempertanyakan apakah pihak keraton Yogyakarta mengetahuinya.

Menurutnya, pihak keraton harus menyikapi hal tersebut. Karena meski hanya di dunia virtual namun ke depan potensi penyimpangan pemanfaatan secara virtual bisa saja terjadi. 

"Jika itu diklaim secara virtual untuk kepentingan ekonomi oleh pihak tertentu. Keraton nanti tidak bisa apa-apa,"ujar dia.

Eka mencontohkan, ruang Alun-alun Utara tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan secara virtual seperti pameran virtual, lokasi pertandingan game ataupun event-event virtual berbasis Alun-alun Utara bisa saja terjadi. Karena biasanya, untuk menyewa 'lahan virtual' tersebut harus membayar secara virtual yaitu crypto currency.

Eka menjelaskan jika Alun-alun Utara sudah dijual secara virtual dan pembeli akan mendapat hak minted dari minting blockchain pihak lain maka ke depan Keraton  sudah tidak bisa berbuat banyak. Bahkan Keraton nanti juga harus membayar ketika akan memanfaatkan secara virtual.

Baca Juga: Wisuda Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Hendy Prasetyo, warga Bantul yang berdomisili di Kota Yogyakarta juga mengatakan melalui situs next earth dan earth 2 dengan fitur buy land muncul harga jual Alun-alun Utara. Hal ini harus jadi perhatian karena pemanfaatan kepemilikan barang atau lokasi secara virtual bisa dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi sepihak.

"Hal itu sebenarnya baru bisa dirasakan 5-10 tahun yang akan datang. Maka dari sisi regulasi harus segera diantisipasi dan disikapi,"tandas programer komputer ini.

Ini Kata Cucu HB VIII Soal Alun-Alun Utara Dijual

Cucu Sri Sultan HB VIII, Gusti Kukuh Hestrianing mengaku kaget dengan penjualan secara virtual Alun-alun Utara tersebut. Jika memang dijual maka dengan sedikit berseloroh, ia dan keluarga keraton Yogyakarta akan tinggal di mana.

"Nek kabeh-kabeh didol terus aku manggon nengdi?(Kalau semuanya dijual terus saya tinggal di mana),"tutur lelaki yang akrab dipanggil Gusti Aning ini.

Menurutnya, pengelola aset keraton harus segera bersikap agar ada kepastian terkait kepemilikan. Karena meski virtual, namun harus diantisipasi sedini mungkin. Bukan sesuatu yang mustahil, aset keraton secara virtual dimiliki oleh orang yang tidak berhak.

Pengalaman sejarah sudah membuktikan yaitu perjanjian Giyanti yang banyak dilupakan. Di mana sejak perjanjian Giyanti banyak dilupakan, status-status tanah di Yogyakarta ataupun 4 kerajaan  yaitu Kasultanan Ngayogyakarto Hadingrat, Pakualaman, Kasunanan Solo dan Mangkunegaran banyak yang rancu.

"Pengelola aset keraton harus bersikap. Meski virtual juga harus disikapi dengan cara virtual,"tandas dia.

Kontributor : Julianto

Load More