SuaraJogja.id - Aktivis lembaga antirasuah Jogja Corruption Watch (JCW) Baharuddin Kamba menyoroti Dana Keistimewaan (Danais) yang dianggap belum menyentuh persoalan sosial. Pada tahun ini Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendapat kucuran Danais sebesar Rp1,3 triliun yang bersumber dari APBN.
Kamba menyatakan, sejauh ini danais justru digunakan untuk membangun sesuatu yang monumental seperti pemasangan pagar di Alun-Alun Utara dan tembok benteng Keraton. Pembangunan dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
"Pembangunan pagar Alun-Alun Utara Rp 2,3 miliar, dan tembok benteng Keraton senilai Rp4,8 miliar. Esensi buat masyarakat DIY itu apa?" katanya, Kamis (8/7/2021).
Belum lagi pembelian Hotel Mutiara Rp170 miliar, pengadaan tanah bekas kampus STIE Kerjasama Rp150 miliar.
Kemudian pembangunan jembatan Lemah Abang Rp60 miliar dan kamar mandi bawah tanah di depan Bank Indonesia Jalan Senopati Jogja Rp 5,7 miliar.
"Semuanya memakai Danais. Hingga saat ini penggunaan Danais belum menyentuh persoalan esensial apalagi menyentuh kesejahteraan masyarakat DIY. Masih jauh panggang dari api," ungkapnya.
Terkait dengan anggaran Danais untuk penanganan Covid-19, dia mengutip pernyataan Paniradya Pati Kaistimewaan (lembaga pengurus keistimewaan) Aris Eko Nugroho mengakui alokasi danais memang tidak langsung untuk penanganan Covid - 19.
Dari Rp1,3 triliun, sejumlah dana digunakan, misalnya, pembinaan pelaku jamu gendong di bidang kesehatan sebesar Rp1,7 miliar.
"JCW berharap penggunaan Danais lebih tepat sasaran dan betul-betul mensejahterakan masyarakat secara luas. Apalagi kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini," katanya.
Baca Juga: Seakan Tak Kenal Lelah, Tim Pemakaman Jenazah Covid-19 di Jogja Dibayar Susu dan Mi Instan
Dikatakannya, tidak sedikit masyarakat DIY yang kena imbas perekonomian yang luar biasa akibat pandemi ini.
"Jangan sampai korban Covid-19 di DIY semakin bertambah, baru Danais digunakan. Ini terkait nyawa manusia," ucapnya.
Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY serius mengelola Danais. Jangan sampai dengan alasan terkuncinya regulasi atau aturan yang ada terkait Danais, maka akan menambah korban Covid-19 semakin banyak.
"Toh, sekarang bukan lagi zaman batu untuk melakukan komunikasi. Sebaiknya, Pemda DIY dapat melakukan komunikasi secara intensif ke pusat," katanya.
Paniradya Pati Kaistimewaan (lembaga pengurus keistimewaan) Aris Eko Nugroho mengatakan, memang tak ada alokasi khusus untuk pandemi. Namun, ada anggaran sebesar Rp340 miliar untuk mendukung.
"Dukungannya seperti pemulihan ekonomi, penanganan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan ketertiban sampai Rp340,5 miliar. Secara langsung dari Danais memang tidak, tapi kami membantu," ujarnya.
Berita Terkait
-
Seakan Tak Kenal Lelah, Tim Pemakaman Jenazah Covid-19 di Jogja Dibayar Susu dan Mi Instan
-
Kasus Covid-19 di DIY Makin Tinggi, Kadin Laksanakan Percepatan Vaksinasi
-
Pemda DIY Didesak Fokuskan Danais untuk Penanganan Covid-19
-
Anggarkan Rp7 Miliar, Pemda DIY Aktifkan Selter Desa dan Kabupaten
-
DPRD DIY Desak Pemda Bantu Pasien Isoman: Jangan Terkesan Lempar-lemparan Bola
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka