SuaraJogja.id - Dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Sindung Tjahyadi menduga bahwa kehebohan di masyarakat terkait dengan fenomena spirit doll atau boneka arwah itu hanya sebatas digunakan untuk konten saja. Terlebih dengan melihat fenomena boneka khususnya spirit doll bukan merupakan hal yang baru lagi di tengah masyarakat.
Terangkatnya kembali fenomena tersebut dinilai berasal dari berbagai penyesuaian pada zaman sekarang yang telah dilakukan. Sehingga tetap bisa menarik perhatian khalayak ramai.
"Kalau boneka sendiri kan sudah kebudayaan lama. Jadi tidak ada hal yang baru sebenarnya terkait dengan boneka. Itu menjadi baru ketika kemudian itu dikelola, dibangun, dikonstruksi, untuk ya kalau saya menduga konten saja," kata Sindung saat dikonfirmasi awak media, Senin (10/1/2021).
Dugaan Sindung tersebut bukan tanpa alasan. Ia melihat dari segala keramaian yang terjadi hingga narasi yang dibangun dalam fenomena spirit doll ini sendiri.
"Terbukti setelah riuh rendah kemudian dengan enaknya dia (spirit doll) dilepas. Padahal narasi yang dibangun. Katanya itu ada roh bayi dan sebagainya. Tanpa menyadari bahwa ketika dia menyatakan spirit doll itu berisi roh bayi, itukan berarti mengandaikan struktur dunia yang sangat berbeda," ungkapnya.
Pertanyaan-pertanyaan terkait fenomena itu kemudian muncul, misalnya saja apakah bisa roh bayi tersebut kemudian dengan mudahnya dipindah tangankan? Atau kemudian spirit doll dengan roh bayi itu tetap sama saja dengan mainan pada umumnya.
Sindung menyebut akan ada berbagai proses jika memang spirit doll itu benar-benar nyata dan akan dipindahkan. Baik menggunakan ritual ataupun prosesi-prosesi lainnya.
"Apakah ada roh bayi itu yang bisa ya kayak kita main mainan itu, diambil, dilepas kemudian ditaruh ditempat lain dan sebagainya. Walaupun dengan negosiasi yang entah itu ritual atau apa, tapi kan ujungnya komodifikasi dan itu sangat materialistik," paparnya.
Menurut Sindung, pada fenomena spirit doll yang marak akhir-akhir ini di kalangan pesohor negeri itu juga sebenarnya dampak dari berbagai hal. Terkhusus hubungan manusia, peradaban, kebudayaan dan bagaimana lingkungan atau kebudayaan sekarang memanusiakan manusia.
Baca Juga: Rela Bayar Mahal Babysitter demi Jaga Spirit Doll, Begini Pandangan Dosen Filsafat UGM
"Jadi itu bisa saja kalau kita menyorot khusus fenomena spirit doll ya bisa aja itu residu. Residu peradaban modern yang sumpek yang kemudian selalu dan selalu ingin menjaga grafik, kalau grafik pemasaran itu supaya naik terus. Nah ini saat mau turun kemudian 'wah isu apa yang mau diangkat' kan begitu," ujarnya.
Ia memastikan spirit doll bukan sebuah fenomena baru yang tiba-tiba muncul begitu saja. Melainkan sebuah fenomena lama yang kemudian mengalami perubahan disesuaikan dengan model-model dan kondisi sekarang.
Tidak terlepas juga bagaimana manusia zaman sekarang memahami konsep kemanusiaan itu sendiri. Berkaitan pula dengan peradaban dan kebudayaan tadi.
"Jadi memang sekarang ini realitas semakin kompleks dan di antara kompleksitas itu apapaun akhirnya menyelip dan terselip beberapa fenomena yang sebenarnya tidak mendewasakan dan tidak memanusiakan manusia," tuturnya.
"Tapi karena kebutuhan pengembangan konten, komodifikasi dan sebagainya itu akhirnya dikonstruksi supaya kemudian menghasilkan cuan dan itulah yang kemudian sekarang ini kita semakin tertantang dan sungguh memilih kita akan menjadi apa dan sebagainya," tandasnya.
Belakangan boneka arwah ini dipopulerkan oleh selebriti hingga figur publik.
Berita Terkait
-
Rela Bayar Mahal Babysitter demi Jaga Spirit Doll, Begini Pandangan Dosen Filsafat UGM
-
Heboh Soal Spirit Doll, Dosen Filsafat UGM: Bukan Hal Baru di Masyarakat Kita
-
Disebut Punya Wahana Istana Spirit Doll, Begini Jawaban Admin Twitter Resmi Dufan
-
Polemik Adopsi Boneka Arwah Yang Dibolehkan, Ini Pernyataan Ustaz Yusuf Mansur
-
Fenomena Spirit Doll Viral, Ustaz Yusuf Mansur Singgung Adopsi Anak
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi, Kasus Narkoba Naik, Ini Kondisi Keamanan Sleman 2025
-
BRI 130 Tahun: Dari Pandangan Visioner Raden Bei Aria Wirjaatmadja, ke Holding Ultra Mikro
-
2 Juta Wisatawan Diprediksi Banjiri Kota Yogyakarta, Kridosono Disiapkan Jadi Opsi Parkir Darurat
-
Wali Kota Jogja Ungkap Rahasia Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga, Mas JOS Jadi Solusi
-
Menjaga Api Kerakyatan di Tengah Pengetatan Fiskal, Alumni UGM Konsolidasi untuk Indonesia Emas