SuaraJogja.id - Pengguna skuter listrik di kawasan Tugu, Malioboro, dan Keraton (Gumaton) menilai perlu jalur khusus skuter listrik. Pasalnya, sampai saat ini pengguna skuter listrik sering menggunakan jalan umum sehingga bisa membahayakan pengguna jalan lainnya.
Pengguna skuter listrik asal Blora, Putri Linda mengatakan, kondisi jalanan yang ada saat ini belum aman untuk dilewati skuter listrik. Terlebih jika anak-anak yang mengendarainya.
"Kalau begini enggak aman dan mengkhawatirkan, terlebih kalau masih anak-anak. Walau mereka sudah diberi helm ya, kan ada motor dan mobil yang lewat," ucapnya kala berbincang dengan SuaraJogja.id, Kamis (13/1/2022).
Apabila nantinya ada jalur khusus untuk skuter listrik akan lebih merasa aman.
"Seharusnya ada jalur khusus untuk skuter listrik, jadi sendiri-sendiri jalurnya baik untuk motor atau mobil," katanya.
Selain itu, aspek keamanan lainnya, lanjutnya, juga perlu diberikan. Seperti pelindung lutut dan siku agar jika terjatuh tidak lecet atau luka.
"Perlu tambahan pelindung lutut dan siku supaya kalau jatuh enggak luka," katanya.
Ia belum tahu adanya larangan skuter listrik. Linda menyewa skuter listrik lantaran penasaran sekaligus rekreasi bersama kedua anaknya ke Jogja.
"Cuma mau rekreasi saja dan kebetulan pas di sini lihat banyak orang yang naik skuter listrik. Tapi ini juga ada manfaatnya karena memudahkan mobilitas dan tidak ada polusi udara," ujarnya.
Baca Juga: Tak Hanya Pemda, Paguyuban Juga Disebut Kurang Transparan Soal Relokasi PKL Malioboro
Terpisah, Kepala Dishub Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho menyatakan bahwa penggunaan skuter listrik yang sedang marak di Tugu Pal Putih dan Malioboro tak boleh beroperasi di Jalan Raya. Skuter yang termasuk dalam kendaraan listrik itu diatur juga di dalam Permenhub nomor 45/2020 tentang Kendaraan Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik.
"Sudah diatur dalam Permenhub itu, (menggunakan) di jalan Raya jelas tidak boleh. Siapapun yang memiliki kendaraan itu tidak dioperasikan di jalan raya," ungkapnya.
Ia menjelaskan dalam ketentuan Permenhub, hanya tempat kawasan bebas kendaraan (car free day), perumahan dan jalur khusus yang dapat digunakan untuk pesepeda.
"Kalau di Jogja kan kami belum punya, jalannya masih kecil-kecil. Selain itu kendaraan itu juga tidak stabil, tentu ketika berjalan di jalan raya tidak boleh," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong