Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 14 Januari 2022 | 19:02 WIB
Ilustrasi omicron, negara pusat penyebaran omicron (pixabay)

SuaraJogja.id - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta kabupaten dan kota untuk serius menangani pasien yang terindikasi terpapar COVID-19 varian baru Omicron di Kulon Progo dan Kota Yogyakarta. Hal ini penting agar penyebaran varian baru tersebut tidak semakin meluas di DIY.

Sebab saat ini sudah ada 15 sampel whole genome sequencing (WGS) pasien COVID-19 yang dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo dan Laboratorium FK-KMK UGM untuk diperiksa. Delapan sampel dari pasien COVID-19 di Kulon Progo dan tujuh lainnya dari Kota Yogyakarta ini terindikasi merupakan Omicron.

Dinas Kesehatan (dinkes) DIY menyebutkan, sampel WGS yang diambil dari klaster keluarga di Kulon Progo tergolong cepat menular sehingga terindikasi merupakan penularan varian Omicron. Apalagi dari hasil tes PCR pasien, sejumlah sampel juga menunjukkan Cycle Threshold (CT) di bawah 30.

"Omicron kan serpihan dari delta. Saya tidak tahu apakah sudah masuk ke jogja, tapi kita tidak bisa membedakan karena yang bisa membedakan kan lab(laboratorium-red). Tapi [indikasi omicron], bagaimana mengatasi pandemi covid-19 seperti yang sudah terjadi di jogja," ungkap Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (14/01/2022).

Baca Juga: PKL Minta Penundaan Relokasi Malioboro, Sri Sultan HB X Tolak Mentah-mentah

Menurut Sultan, pasien yang terindikasi terpapar Omicron di DIY kebanyakan merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG). Sehingga sebagian besar pasien melakukan isolasi mandiri di rumah.

Meski demikian, Sultan meminta penanganan pasien dioptimalkan. Dengan demikian tidak ada penularan yang masif laiknya varian Delta pada pertengahan 2021 lalu.

"Dengan kondisi ini, [pasien] dimaintain (dijaga-red), tidak ada kondisi yang fluktuatif seperti delta dan sebagainya," ujarnya.

Sulitan berharap, tingginya mobilitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru (nataru) tidak akan menimbulkan penularan COVID-19 yang masif, termasuk munculnya varian Omicron di DIY. Dengan demikian aktivitas masyarakat, termasuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di seluruh sekolah yang diterapkan di DIY bisa tetap bisa dilaksanakan.

Karenanya semua lembaga pendidikan harus memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah. Meski hal ini agak sulit dilakukan bagi siswa di tingkat pendidikan dasar atau PAUD.

Baca Juga: PSIM Yogyakarta Gagal Lolos ke Liga 1, Sri Sultan HB X: Ndak Apa-apa

"Perlu peran guru untuk memberitahu anak karena anak usia lebih muda, apalagi PAUD, [siswa] SD saja susah [diminta taat prokes]. Kondisi seperti ini yang memungkinkan [penularan virus]. Tapi kalau lihat kasus [covid-19] melandai, ya meski naik tapi ya tidak banyak sehingga PTM bisa seratus persen," ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan, Pemda meminta RS rujukan COVID-19 di DIY mengaktifkan kembali tempat tidur bagi pasien COVID-19 serta menyiapkan tenaga kesehatan(nakes).  Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan varian Omicron.

Rumah sakit rujukan milik pemerintah harus mengalokasikan 30 persen tempat tidur bagi pasien COVID-19. Sedangkan RS swasta diminta menyediakan sekitar 20 persen dari total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.

"Kita juga aktifkan isoter (isolasi terpusat-red) kalau terjadi lonjakan [kasus varian omicron]," imbuhnya.

Load More